Bisnis.com, TANGERANG—Penggunaan benih bersertifikat dalam upaya mendongkrak produktivitas pertanian di Banten diragukan Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI).
Badan Pusat Statistik (BPS) Banten dalam Angka Ramalan (Aram) II menyatakan produksi padi di provinsi tersebut tahun ini naik 6,21% menjadi 2,17 juta ton gabah kering giling (GKG). Angka ini dilatarbelakangi peningkatan produktivitas dan luas panen.
Untuk produktivitas dinyatakan terpengaruh penyediaan pupuk bersubsidi dalam upsus seluas 35.700 ha. Selain ini pendorongnya juga adalah penggunaan benih unggul bersertifikat.
“Tapi pengalaman di lapangan tidak demikian, meski bersertifikat di dalamnya tetap saja kualitas benihnya kurang bagus. Isi dan bungkus tidak sesuai,” kata Dwi Andreas Santosa, Ketua Umum AB2TI kepada Bisnis, Kamis (12/11/2015).
Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan benih varietas unggul bersertifikat punya peran strategis dalam peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan, seperti padi.
Ketersediaan dan penggunaan benih varietas unggul bersertifikat diikuti dengan penerapan teknologi budidaya lain, seperti pemberian pupuk yang berimbang. Proses ini diklaim bakal berpengaruh nyata terhadap produktivitas, produksi dan mutu padi.
Pihak Kementan juga menyebutkan untuk mencapai hasil seperti di atas, salah satu faktornya adalah si benih varietas unggul bersertifikat.
Penggunaannya harus dilakukan konsisten oleh petani. Demikian bunyi lampiran Permentan No. 9/2015 tentang pedoman subsidi benih tahun anggaran 2015.
Di dalam aspek produktivitas, kata Dwi, benih memang berperan sangan penting.
“Porsi benih mencapai 60% dalam keberhasilan usaha tani,” tuturnya.
Tapi AB2TI tidak merujuk kepada penggunaan benih tani berserfitikat melainkan benih unggul secara umum.
Secara kumulatif proyeksi produksi padi sawah maupun ladang tumbuh 6,21% menjadi 2,17 juta ton.
Volume ini terdorong dari area panen seluas 0,23% dan produktivitas naik 5,95%. Dengan kata lain pada Aram II luas panen menjadi 387.302 ha dengan produktivitas menjadi 56,10 kwintal per ha.