Bisnis.com, JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla berkomitmen mendorong produksi dalam negeri demi menopang pertumbuhan ekonomi 2015.
Pernyataan tersebut menanggapi data Badan Pusat statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi kumulatif dari Januari hingga September yang hanya sebesar 4,71%. Angka itu lebih rendah dari target pemerintah sampai akhir tahun yakni 5,7%.
"Paling penting ialah bagaimana pasar dalam negeri bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri, itu inti pokoknya sekarang ini,"ujarnya, Jumat(6/11/2015).
Menurut dia, perlambatan pertumbuhan ekonomi masih disebabkan kondisi pelemahan ekonomi global. Untuk itu, pemerintah akan berupaya menjalankan kinerja dengan baik meski ekonomi masih lesu.
Salah satunya dengan mengoptimalkan belanja pemerintah pada kuartal IV/2015 demi menopang pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Selain itu, pemerintah juga akan mendorong kenaikan investasi domestik dan konsumsi masyarakat.
Konsumsi masyarakat, lanjut Kalla, tentunya harus dipenuhi oleh produksi dalam negeri agar dapat memacu gerak nadi ekonomi.
"Jangan konsumsi dalam negeri menumbuhkan ekonomi luar negeru. Artinya, kalau ekspor kurang maka kurangi juga impornya,"paparnya.
Kamis (5/11/2015) kemarin, BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,73% pada kuartal III/2015.
Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2014 (y-o-y) yang sebesar 5,01%.
Pada kuartal II/2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 4,67%, sementara pada kuartal I/2015 sebesar 4,71%.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Surhariyanto mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) nominal atas dasar harga berlaku tercatat senilai Rp2.982 triliun dan berdasarkan atas harga konstan senilai Rp 2.311 triliun
Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang belum menggembirakan. Hal itu dipicu oleh rendahnya penerimaan non-migas dan harga komoditas hasil tambang.