Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indoferro Bangun Lini Produksi Kedua & Segera IPO

PT Indoferro, perusahaan smelter nikel, menyatakan pada semester II/2016 akan melakukan penawaran saham perdana untuk membiayai pembangunan pabrik stainless steel berkapasita 1 juta ton senilai US$600 juta.
Smelter/ilustrasi
Smelter/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—PT Indoferro, perusahaan smelter nikel, menyatakan pada semester II/2016 akan melakukan penawaran saham perdana untuk membiayai pembangunan pabrik stainless steel berkapasita 1 juta ton senilai US$600 juta.

Jonatan Handojo, Business Development Growth Steel Group, mengatakan program penghiliran dari memproduksi nickel pig iron menjadi stainless steel dilakukan untuk mensiasati penurunan harga komoditi dunia dalam beberapa tahun terakhir.

“Saat ini harga nikel dunia anjlok di US$10.000 per ton dari sebelumnya sempat di US$15.000, US$17.000 bahkan pernah di US$20.000. Sementara itu, harga stainless steel terus stabil di US$3.000 per ton. Proyek ini akan memperkuat bisnis perusahaan,” ujarnya kepada Bisnis,Selasa (3/11/2015).

Menurutnya, untuk mencapai pendirian pabrik stainless steel, perusahaan tengah membangun smelter nickel pig iron high gradetahap dua dengan kapasitas 125.000 ton per tahun dengan nilai US$197 juta yang didanai 50% melalui kas internal dan 50% pinjaman perbankan dalam negeri.

Saat ini perusahaan telah memiliki smelter dengan kapasitas produksi NPI berkadar 7% sebesar 120.000 ton per tahun. Produksi NPI ini didapatkan dari teknologi blast furnace berukuran 450 meter kubik.

Smelter NPI high grade tahap kedua yang berlokasi di Cilegon, Banten ini akan menggunakan lahan seluas 12 hektare dari total luas lahan perusahaan sebesar 70 ha. Smelter ini akan didukung oleh listrik berkapasitas 3x30 Megawatt dari PT Perusahaan Listrik Negara.

Pembangunan smelter tahap kedua yang telah dilakukan sejak bulan lalu ini ditargetkan selesai pada Februari 2016. Dengan total produksi NPI hanya 245.000 ton per tahun, perusahaan akan menutupi kekurangan bahan baku dengan menyerap produksi NPI dari smelter lain di dalam negeri.

Dengan demikian, dalam memproduksi stainless steel ini perusahaan hanya mengimpor chrome dengan kadar 18% dari Afrika Selatan. Ketergantungan impor bahan baku yang relatif sedikit diyakini meningkatkan daya tahan dan stabilitas perusahaan.

“Kepercayaan diri untuk IPO [initial public offering] pada semester II/2016 atas pertimbangan perokonomian global telah membaik serta sejak berdiri pada 2012 setiap tahun perusahaan terus mendapatkan keuntungan,” tuturnya.

Dengan sisa lahan yang dimiliki, pendirian pabrik stainless steel akan berada di lokasi yang sama. Dengan demikian kelak perusahaan akan menjadi satu-satunya industri smelter yang memiliki lini produksi dari hulu hingga hilir.

Selain memproduksi NPI, melalui smelter NPI tahap pertama perusahaan juga menjual listrik sebesar 10 MW kepada PT PLN. Listrik tersebut didapatkan dari proses pembakaran batu bara untuk dijadikan kokas yan notabene bahan baku pembuatan besi.

I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, mengatakan pendirian pabrik stainless steel oleh smelter Tanah Air atas pertimbangan tren perkembangan pasar global.

Stainless steel ini aplikasinya sangat luas, utamanya pada industri permesinan. Saat ini Indonesia belum memiliki industri smelter yang menggarap pembuatan stainless steel. Jika Indoferro membangun pabrik stainless steel, berarti mereka telah melakukan penghiliran secara utuh,” tuturnya.

Selama ini industri stainless steel yang berdiri di Indonesia 40% bersifat recycle. Dengan mulai masuknya industri hulu logam ke hilir, dipastikan memperkuat struktur industri nasional. Selain meningkatkan nilai tambah, proyek ini dapat menjadikan Indonesia ikut mengatur harga nikel dunia.

“Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar dunia. Selama ini kita ekspor dalam bentuk mentah dengan volume yang tidak terkontrol, akibatnya harga komoditas jatuh. Dengan penghiliran diharapkan kita punya strategi untuk mengontrol pergerakan harga dunia,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper