Bisnis.com, BOGOR--Pemerintah Kabupaten Bogor mencatat sekitar 50% saluran irigasi di tingkat petani mengalami kerusakan yang berdampak pada penurunan produksi beras.
Bupati Bogor Nurhayanti mengatakan sekitar 879 irigasi di wilayahnya bisa mengairi 40.000 hektare areal pertanian dengan asumsi produksi hingga 151.000 ton per tahun.
“Hampir sekitar 439 saluran irigasi yang ada sudah rusak ringan hingga parah. Tapi semuanya perlahan diperbaiki,” ujarnya, Jumat (30/10/2015).
Nurhayanti mengatakan pihaknya akan memaksimalkan anggaran dari APBD dan juga bantuan dari Pemerintah Pusat untuk memperbaiki saluran irigasi tersebut.
Saat ini, pihaknya juga telah menerima bantuan sejumlah traktor dari Pemerintah Pusat untuk dibagikan ke kelompok tani Kabupaten Bogor.
Menurutnya, untuk menggenjot produksi, pihaknya juga akan melatih sumber daya manusia di sektor pertanian bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) menyusul kedua pihak telah melakukan penandatanganan kerja sama.
“Sekarang kita fokus terkait anggaran yang dialokasikan pada program pertanian dan komoditas lainnya agar lebih ditingkatkan,” paparnya.
Dia mengatakan selain kerusakan irigasi, faktor yang memperparah merosotnya produksi beras adalah musim kemarau. Tercatat hingga September tahun ini produksi beras di Kabupaten Bogor mencapai 311.080 ton atau anjlok sekitar 57.000 ton dibandingkan produksi 2014 sekitar 368.901 ton.
Nurhayanti menambahkan meski terdapat penurunan produksi beras, Kabupaten Bogor menjadi salah satu kontributor terbesar pemasok beras di Jawa Barat.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Nuriyanti mengatakan luas tanam di wilayahnya mencapai 85.718 hektare. “Sampai saat ini kita sudah panen sekitar 75.000 hektare dari target 92.000 hektare,” ujarnya.
Menurutnya, ke depan para petani akan diberikan bibit yang lebih memacu produktivitas seperti bibit hibrida yang telah dikembangkan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional dengan capaian produksi 8 hingga 9 ton beras per hectare.
“Kami juga akan arahkan agar para petani bisa memproduksi bibit secara mandiri dengan syarat sudah tersertifikasi baik untuk pemakaian atau pun bisa dipasarkan ke luar daerah,” ujarnya.