Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpuruk, Peternak Susu Butuh Payung Hukum

Kalangan pengamat sektor peternakan menilai pemerintah harus segera menyusun payung hukum untuk membangkitkan industri persusuan nasional yang kini tengah terpuruk.
Peternak menuangkan susu sapi hasil perahan ke wadah, di Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/3/2015)./JIBI-Bisnis/Rachman
Peternak menuangkan susu sapi hasil perahan ke wadah, di Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/3/2015)./JIBI-Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah diminta segera menyusun payung hukum untuk membangkitkan industri persusuan nasional yang kini terpuruk.

Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana mengatakan payung hukum persusuan nasional tersebut juga diharapkan dapat menekan volume impor susu Indonesia yang nilai setiap tahunnya mencapai USS1,3 miliar.

“Perhitungan pada 2013 itu nilai impor raw material yang kita impor nilainya mencapai USS1,3 miliar. Ke depannya mungkin meningkat karena produksi susu kita masih rendah,” ungkap Teguh saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (22/10).

Teguh mengatakan payung hukum persusuan nasional merupakan wujud komitmen pemerintah untuk menyejahterakan peternak sapi perah di dalam negeri. Secara spesifik, regulasi tersebut harus mengatur mengenai proteksi industri susu, fasilitas investasi, hingga asuransi untuk peternak.

“Indikator kemunduran usaha peternakan sapi perah rakyat ditunjukkan dengan menurunnya populasi sapi perah. Pada sensus pertanian 2013, jumlah sapi perah betina dalam negeri 300.000 ekor, turun dari jumlah pada 2011 yaitu 450.000 ekor,” ujar Teguh.

Teguh menekankan produksi susu segar pun terbilang stagnan yaitu 1800 ton per hari. Hal tersebut diperparah dengan masifnya pemotongan sapi betina perah produktif dalam 2 tahun terakhir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper