Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan perkembangan Utang Luar Negeri pada Agustus 2015 masih cukup sehat.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan perkembangan Utang Luar Negeri pada Agustus 2015 masih cukup sehat kendati masih perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian.
"Kami akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (19/10/2015).
Hal ini dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makro ekonomi.
Posisi ULN pada Agustus 2015 tercatat senilai US$303,2 miliar, mengalami penurunan 0,21% (m-t-m) atau US$0,7 miliar dibandingkan posisi Juli 2015 yang sebesar US$303,9 miliar.
Namun bila dibandingkan secara tahunan, ULN pada Agustus 2015 mengalami kenaikan 3,98% (y-o-y) dari Agustus tahun lalu US$291,6 miliar dan naik 3,26% (y-t-d) dari Desember 2014 yang senilau US$293,67 miliar.
Penurunan ULN pada Agustus 2015 tersebut disebabkan oleh penurunan ULN baik sektor pemerintah maupun sektor swasta.
Posisi ULN sektor swasta pada Agustus tercatat US$169,26 miliar dan posisi ULN pemerintah dan bank sentral tercatat US$133,98 miliar.
Pangsa ULN sektor swasta tercatat 55,8% atau senilai US$169,3 miliar, lebih besar dari ULN sektor publik sebesar 44,2% atau US$134,0 miliar.
ULN sektor pemerintah mengalami penurunan 0,39% (m-t-m) dari Juli 2015 yang tercatat US$134,5 miliar dan juga menurun 0,16% (y-o-y) dibandingkan Agustus 2014 yang senilai US$134,2 miliar.
Bila dibandingkan posisi ULN Pemerintah pada Desember 2014 mengalami kenaikan sebesar 3,26% (y-t-d) dari senilai US$163,9 miliar.
Sementara, ULN sektor swasta pada Agustus tercatat US$169,26 miliar, turun tipis sebesar 0,07% (m-t-m) dari posisi Juli 2015 yang US$169,39 miliar.
Namun, bila dibandingkan tahunan, ULN swasta mengalami kenaikan 7,5% (y-o-y) dari Agustus 2014 yang senilai US$157,4 miliar dan tumbuh 3,25% (y-t-d) dari Desember 2014 yang US$163,9 miliar.