Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indo Bharat Rayon Resmikan Pabrik Ketujuh

PT Indo Bharat Rayon meresmikan lini produksi serat rayon mereka yang ketujuh dengan nilai investasi US$60 juta, dan membuat kapasitas produksi mencapai 210.000 ton per tahun.
Aktivitas di pabrik Indo Bharat Rayon/Indo Bharat Rayon
Aktivitas di pabrik Indo Bharat Rayon/Indo Bharat Rayon

Bisnis.com, PURWAKARTA – PT Indo Bharat Rayon meresmikan lini produksi serat rayon mereka yang ketujuh dengan nilai investasi US$60 juta, dan membuat kapasitas produksi mencapai 210.000 ton per tahun.

Presiden Direktur  PT Indo Bharat Rayon Mukul Agrawal mengatakan bahwa perluasan pabrik tersebut dilakukan atas besarnya prospek grup mereka , Aditya Birla, untuk berkembang di Indonesia.

Line ketujuh ini memiliki kapasitas produksi 180 ton per hari, sehingga secara total keseluruhan produksi viscose rayon staple fiber kami bisa mencapai 578 ton per hari,” ujarnya pada peresmian line ketujuh PT Indo Bharat Rayon, Senin (12/10/2015).

Chief Operating Officer PT Indo Bharat Rayon Bir Kapoor mengatakan bahwa sebagai grup multinasional yang bergerak di sektor tekstil secara terintegrasi, Indonesia merupakan salah satu negara yang potensial untuk terus mengembangkan usaha.

“Iklim investasi di Indonesia sudah baik. Didukung oleh keseimbangan infrastruktur untuk industri, ketersediaan sumber daya manusia yang terlatih, iklim politiknya juga stabil untuk mendukung dunia usaha. Selain itu kualitas produk yang dihasilkan juga baik,” katanya.

Selain Indo Bharat Rayon, Aditya Birla di Indonesia memiliki empat perusahaan lain yakni PT Elegant Textile Industri, PT Indo Liberty Textiles, PT Sunrise Bumi Textiles dan PT Indo Raya Kimia. Secara keseluruhan, serapan tenaga kerjanya mencapai 6.460 orang.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan bahwa penambahan investasi ini akan menjawab kesulitan industri hilir tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam mendapatkan bahan baku rayon.

“Mereka ini memproduksi dari pulp hingga menjadi serat rayon yang merupakan bahan baku industri pemintalan, industri benang. Nanti hilirnya akan ke industri garmen dan tekstil,” katanya.

Dia mengatakan inisiatif untuk berinvestasi disektor hulu TPT sangat dinanti untuk bisa mensubstitusi impor. Menurutnya, pelaku industri TPT lain perlu melakukan tindakan serupa, untuk mengupayakan kebutuhan produksi dari hulu ke hilir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Shahnaz Yusuf

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper