Bisnis.com, JAKARTA—Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pemerintah negara berkembang harus bersiap untuk menghadapi kredit macet karena tingginya pinjaman korporasi selama 10 tahun terakhir.
Menurut IMF, tingginya tingkat utang korporasi membuat sejumlah sektor industri rentan terhadap krisis, termasuk sektor konstruksi.
Disebutkan bahwa penaikan tingkat bunga global bisa memicu kredit macet baru di negara berkembang. Pada saat yang sama sektor industri yang telah meraup gelombang dana murah untuk menambah utang akan masuk ke jurang krisis, menurut IMF sebagaimana dikutip theguardian.com, Rabu (30/9/2015).
Utang dari perusahaan non keuangan di negara berkembang naik empat kali lipat dari US$4 triliun selama 2004 menjadi di atas US$18 triliun pada 2014, menurut laporan enam bulanan Global Financial Stability Report yang dikeluarkan IMF.