Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalahkan Kompetitor, RI Jadi Pemasok Udang Terbesar di AS

Saat ini Indonesia menjadi eksportir udang terbesar di Amerika Serikat, mengalahkan sejumlah negara kompetitor.
Panen udang vaname di tambak busmetik, Tegal, Jateng, Selasa (13/1/2015)./Antara-Oky Lukmansyah
Panen udang vaname di tambak busmetik, Tegal, Jateng, Selasa (13/1/2015)./Antara-Oky Lukmansyah

Bisnis.com, JAKARTA – Saat ini Indonesia menjadi eksportir udang terbesar di Amerika Serikat, mengalahkan sejumlah negara kompetitor.

Berdasarkan data dari Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasan Produk Perikanan Indonesia (AP51), ekspor Indonesia ke AS pada periode Januari – Juli 2015 mencapai 68.218 ton.

Sementara itu, India menempati posisi kedua dengan volume sebesar 67.253 metrik ton, dan Ekuador berada di posisi ketiga dengan volume sebesar 54.308 ton.

Posisi tiga besar tersebut mengalami perubahan dibanding periode yang sama pada tahun lalu, di mana Equador menjadi pemasok udang terbesar AS.

Adapun Indonesia dan India menempati posisi kedua dan ketiga. Dibanding dengan periode Januari–Juli 2014 yang mencapai volume ekspor sebesar 56.072 ton, tahun ini kinerja ekspor udang pada tahun ini meningkat 21,66%.

Ketua Umum AP5I Thomas Darmawan menilai meningkatnya posisi Indonesia sebagai eksportir udang terbesar di Amerika Serikat disebabkan karena di saat yang sama negara-negara produsen seperti Meksiko, China, Vietnam, Malaysia sedang bermasalah dengan penyakit early mortality syndrome (EMS) yang berpengaruh terhadap produksi masing-masing.

Thailand pun sebelumnya mengalami masalah serupa, tapi saat ini sudah mulai menunjukkan pemulihan meskipun produksinya masih belum sebaik tahun lalu. Sementara Equador saat ini lebih senang menjual ke Thailand dan Vietnam daripada ke Amerika Serikat karena adanya masalah politis antara kedua negara.

“Indonesia memang sejauh ini masih beruntung tidak terkena penyakit EMS.”

Thomas berharap pemerintah bisa membantu petambak tradisional agar mampu meningkatkan produksi udangnya. Adapun, bantuan yang diperlukan adalah perbaikan infrastruktur irigasi atau perbaikan tambak.

Di sisi lain, dirinya tidak berharap adanya bantuan dalam bentuk subsidi. Alasannya, dengan adanya subsidi, negara tujuan ekspor seperti AS dapat memberlakukan tindakan antisubsidi dan memberikan bea masuk terkait pengamanan perdagangan tersebut. Tindakan tersebut pernah digunakan oleh AS pada 2013.

“Jangan sampai bantuan dari pemerintah kepada petambak atau nelayan dianggap sebagai subsidi, karena itu akan mempersulit kita menjual barang ke Amerika.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Avisena

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper