Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Siapkan Instrumen Naikkan Cadev

Pemerintah menyiapkan instrumen kebijakan untuk meningkatkan cadangan devisa demi meminimalisasi volatilitas nilai tukar rupiah di tengah guncangan ekonomi eksternal.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (kiri) didampingi Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. /Antara
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (kiri) didampingi Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menyiapkan instrumen kebijakan untuk meningkatkan cadangan devisa demi meminimalisasi volatilitas nilai tukar rupiah di tengah guncangan ekonomi eksternal.

Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro usai melaksanakan rapat kerja terkait devisa bersama Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla. Hadir pula Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardjojo, dan Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad.

“[Arahan Wapres] mempersiapkan instrumen untuk mendorong devisa lebih banyak dan lebih lama tinggal di Indonesia. Nanti akan kami siapkan,”ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Selasa(22/9/2015).

Sayangnya, Bambang tak menjelaskan lebih rinci instrumen kebijakan yang akan disiapkan pemerintah. Intinya, eksekutif berupaya mempermudah kegiatan ekspor dan mendorong dana hasil ekspor masuk ke sistem perbankan Indonesia.

Pemerintah juga mempertimbangkan langkah lanjutan untuk menahan devisa hasil ekspor lebih lama di sistem perbankan usai memberlakukan aturan letter of credit (L/C) pada April lalu.

Per 1 April 2015, pemerintah mengimplementasikan Peraturan Menteri Perdagangan No.4/M-DAG/PER/172015 tentang Ketentuan Penggunaan L/C.

Beleid tersebut mengharuskan transaksi ekspor terhadap empat komoditas unggulan dilakukan melalui fasilitas transaksi internasional L/C untuk mendorong akurasi perolehan devisa hasil ekspor. Keempat komoditas yakni, mineral, batubara, minyak bumi dan gas, serta minyak kelapa sawit.

Strategi menjaga cadangan devisa, sambungnya, menjadi kewenangan Bank Indonesia sepenuhnya. Dia menengaskan, pemerintah hanya mendorong peningkatan cadangan devisa melalui instrumen.

“Nanti otomatis suplai dolar jadi lebih banyak, mudah-mudahan rupiah tidak volatil kalau ada guncangan eksternal,”sambungnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya disebutkan, nilai cadangan devisa tergerus US$2 miliar dari semula US$105,3 miliar pada Agustus menjadi US$103 miliar pada 20 September. Penurunan itu setara 1,9% hanya dalam kurun 20 hari, mengiringi nilai tukar rupiah yang terdepresiasi hingga 3,1%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper