Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APTRINDO: Kebakaran Hutan dan Lahan Rugikan Pengusaha Sebesar 15%

Pengusaha truk mengalami kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Sumatra Selatan dan Riau. Wakil Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Sugi Purnoto mengatakan truk terpaksa melaju di tengah kabut asap untuk tetap menjamin suplai kebutuhan pokok di Sumatra walau mengalami kerugian sebesar 15% karena bertambahnya waktu tempuh pengiriman barang.
Ilustrasi
Ilustrasi
Bisnis.com, JAKARTA--Pengusaha truk mengalami kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Sumatra Selatan dan Riau. Wakil Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Sugi Purnoto mengatakan truk terpaksa melaju di tengah kabut asap untuk tetap menjamin suplai kebutuhan pokok di Sumatra walau mengalami kerugian sebesar 15% karena bertambahnya waktu tempuh pengiriman barang.
 
Kabut asap yang tebal menyebabkan jarak pandang pengemudi truk menurun sehingga waktu tempuh bertambah satu hari. Dia menjelaskan bahwa perjalanan truk dari Jakarta ke Medan yang biasanya dapat ditempuh selama 5 hari-6 hari, kini menjadi 6 hari-7 hari.
 
Dari sisi risiko, sangat berisiko karena dengan pandangan yang tidak tembus oleh lampu itu bisa berdampak pada terjadinya kecelakaan. Kalau dampaknya kepada cost, akhirnya bertambahnya waktu tempuh, katanya, Kamis (17/9/2015).
 
Lampu penerangan dari kendaraan truk tidak mampu untuk menembus ketebalan kabut asap. Dia menyebutkan jarak pandang pengemudi hanya berkisar 5 meter-6 meter sehingga sangat membahayakan. Untuk kondisi normal, jelasnya, jarak pandang yang aman bagi pengemudi truk adalah 100 meter atau minimal 50 meter.
 
Sekarang [jarak pandang] 5 m-6 m. Yang berisiko dengan ini misalnya sopir bisa tercebur jurang atau nabrak. Asap itu tidak bisa ditembus oleh lampu kecuali lampu-lampu khusus yang digunakan untuk lampu kabut, jelasnya.
 
Dia menjelaskan bahwa pada malam hari, pengemudi truk lebih memilih menghindari area riau untuk berhenti. Pengemudi truk biasanya memilih berhenti di luar perbatasan Pekanbaru dan melanjutkan perjalanan pada dini hari agar tidak melewati area Riau pada sore atau malam hari.
 
Selain itu, dampak tidak langsung akibat kabut asap, paparnya, pengiriman ke beberapa daerah berkurang 15%-20%. Menurut Sugi, hal itu disebabkan aktivitas bongkar muat barang mengalami kendala karena personelnya sering terkena sesak nafas.
 
Truk terpaksa kesana karena kalau dia tidak ada suplai lebih parah lagi. Sudah kena asap, kebutuhan pokok juga tidak tersedia kan bisa collapse daerah itu. Jadi terpaksa mereka masuk kesana, bongkar muatnya terpaksa dengan masker dan lain-lain. Itu sangat menganggu, jelasnya
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper