Bisnis.com, JAKARTA - PT Air Minum Indonesia akan memulai konstruksi proyek sistem penyediaan air minum atau SPAM Jatiluhur tahap I awal tahun mendatang setelah menyelesaikan detail desain dan analisis mengenai dampak lingkungan hingga akhir tahun ini.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Suradi Wongso mengatakan PT AMI telah menandatangani kontrak kerjasama dengan Perum Jasa Tirta II selaku penanggung jawab proyek kerjasama (PJPK). Upaya menuju realisasi proyek tersebut kini semakin intensif setelah tertunda selama satu tahun.
“Ini sudah dimulai, lagi proses-proses perizinan. Sekarang kita lagi selesaikan DED-nya [detail engineering design]. Awal tahun depan mulai konstruksi,” katanya, Kamis (17/9/2015).
PT Wijaya Karya ikut serta dalam konsorsium PT AMI dengan kepemilikan saham 14%. Suradi mengatakan kebutuhan investasi tersebut akan dipenuhi melalui usulan PMN 2016 yang saat ini tengah diajukan WIKA kepada pemerintah.
Selain WIKA, konsorsium PT AMI juga diikuti oleh BUMD DKI Jakarta dengan kepemilikan mayoritas, yakni 51%, lalu BUMD Jawa Barat PT Tirta Gemah Ripah 25%, dan Perum Jasa Tirta II selaku perwakilan regulator 10%.
Suradi mengatakan proyek SPAM Jatiluhur tahap I saat ini dinilai mendesak karena tingginya kebutuhan air dalam kota DKI Jakarta, sementara ketersediaan air baku Sungai Kalimalang relatif terbatas dengan kualitas yang kurang baik.
Proyek SPAM Jatiluhur tahap I akan dibangun dengan kapasitas pengolahan sebesar 5000 liter/detik. Pengolahan akan dilakukan di dua lokasi, yakni Bekasi dan Cibeet. Konstruksi akan diselesaikan selambat-lambatnya akhir 2017.
Suradi mengatakan total investasi untuk proyek ini mencapai RP2 triliun dengan internal rate of return 14% dengan jangka waktu kembali modal sekitar sembilan tahun.
Setelah beroperasi, SPAM ini akan meningkatkan pelayanan air minum di wilayah DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang. Meski demikian, sekitar 4000 liter/detik akan diprioritaskan untuk DKI Jakarta.
“Peningkatan kebutuhan di Jakarta saat ini sangat tinggi. Ini juga untuk mengurangi penggunaan air tanah di Jakarta sehingga mencegah penurunan tanah di Jakarta,” katanya.
Direktur Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochammad Natsir mengatakan pengusahaan SPAM oleh badan usaha konsorsium ini telah memenuhi opini hukum dari Kementerian Hukum dan HAM.
Menurutnya, pengusahaan SPAM ini dapat tetap berlanjut meskipun pemerintah belum menerbitkan peraturan yang baru pasca dibatalkannya UU 7/2004 tentang Sumber Daya Air.
“Keputusan MK itu kan pengelolaan SPAM diutamakan pada BUMN dan BUMD. Ini kan semuanya dari BUMN dan BUMD, sehingga bisa tetap dilanjutkan dan dipercepat,” katanya.
Natsir mengatakan proyek SPAM Jatiluhur akan terbagi dalam tiga tahap pembangunan dengan total produksi air minum 15.000 liter/detik. Saat ini, pemerintah tengah mematangkan kajian kelayakan untuk tahap kedua. Menurutnya, SPAM Jatiluhur tahap II nanti akan turut melibatkan dana APBN, padahal tahap I sepenuhnya dari investasi badan usaha.
SPAM Jatiluhur tahap II menurutnya akan tetap dimulai pada pertengahan tahun depan mengingat kebutuhan air minum DKI Jakarta semakin mendesak. SPAM Jatiluhur tahap I dan II ditargetkan dapat rampung untuk mendukung perhelatan Asian Games 2018.