Bisnis.com, Bekasi- Untuk memaksimalkan pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan, Aulia Febrial Fatwa, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Marunda Center Terminal, berharap ada personel dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dapat berada di kawasan Marunda Center.
Penanganan kargo ekspor-impor, paparnya, memerlukan kewenangan Bea dan Cukai pada tahap custome clearance.
Saat ini, proses situ masih ditangani oleh pemilik barang dengan melaporkan kegiatan ekspor-impornya ke pelabuhan terdekat yaitu Pelabuhan Tanjung Priok. Dia menegaskan siap memenuhi persyaratan agar fasilitas kepabeanan dapat dinikmati oleh konsumen di Marunda Center Terminal.
"Bila nantinya ada fasilitas kepabeanan di tempat kita, itu akan memberi nilai tambah lebih dari terminal kita. Karena bagi pengguna jasa kita yang barangnya bukan domestik artinya bersifat internasional ekspor-impor akan lebih dipermudah karena tidak perlu ke Tanjung Priok yang jaraknya lumayan dari Marunda," jelasnya).
Saat ini, Marunda Center Terminal berhasil mencatatkan penanganan kargo curah dengan rata-rata tertinggi sebesar 190.000 ton per bulan. Sementara, kedatangan kapal setiap bulannya mencapai 50 unit-52 unit kapal.
Kapal-kapal yang bersandar masih dilayani di terminal 1A dengan kedalaman kolam 5,5 meter-6,5 meter yang dapat menangani kapal berukuran 7.000 DWT-8.000 DWT dengan panjang 80 meter-100 meter. Akhir tahun ini, Aulia menargetkan pemancangan tiang pertama pembangunan terminal 1B dapat dilakukan.
Kita sebagai pemilik terminal akan mulai melakukan pengembangan dermaga karena kita punya rencana pengembangan dermaga selain yang sudah beroperasi juga menambah dermaga, katanya.
Dermaga terminal 1B akan berukuran 500 meter, sedangkan terminal 1A memiliki panjang dermaga 300 meter. Terminal 1B dibangun dengan kedalaman kolam 9,5 meter-12 meter sehingga dapat menampung kapal yang lebih besar.