Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perhubungan menjamin kepastian kedatangan kapal di wilayah terpencil dengan membangun 15 unit kapal semi kontainer. Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R. Mamahit mengatakan 15 unit kapal itu memiliki ukuran 100 TEUs untuk membawa peti kemas dan barang curah dari Surabaya dan Jakarta menuju wilayah timur Indonesia dan sebagian wilayah barat Indonesia.
Pembangunan kapal dengan biaya 1,7 triliun itu akan berangkat dari Jakarta dan Surabaya menuju Serui, Tobelo, Tual, Reo, Kijang, dan Natuna. Pada tahun pertama, Bobby menargetkan dapat merumuskan kontrak dengan perusahaan galangan kapal nasional pada Oktober 2015.
[15 unit kapal] Ini penunjukkan untuk PT Pelayaran Nasional Indonesia. Ini bukan soal pembagian merata [antara swasta dan BUMN] tapi jaminan kepada pemilik barang, pedagang memiliki kepastian kedatangan kapal, katanya dalam Konferensi Pers di Gedung Kemenhub, Jakarta, Selasa (15/9/2015).
Dia memastikan kapal semi kontainer itu akan tiba di masing-masing pelabuhan itu 14 hari kedatangan kapal per bulan. Menurutnya, hal itu akan membantu pemilik barang untuk memperhitungkan waktu kedatangan dengan umur barang yang akan dikirim melalui laut sehingga risiko kerusakan barang dapat ditekan.
Dia menjelaskan bahwa kapal-kapal yang dioperasikan oleh PT Pelni itu akan dibantu dengan subsidi agar kapal dapat terus melaju tanpa harus menunggu muatan.
Ini untuk men-trigger [kapal swasta. Wajar enggak regular [kapal swasta] karena barangnya sedikit. Kan penduduk 80% ke barat. Ke timur pangsa pasar tidak besar, ucapnya.
Sebanyak 15 unit kapal semi kontainer itu masuk dalam program pembangunan kapal Kemenhub dengan anggaran sebesar Rp11,8 triliun untuk membangun kapal sebanyak 118 unit selama tiga tahun. Kapal-kapal itu diprioritaskan bagi kapal angkutan laut perintis, kapal penjagaan laut dan pantai, dan kapal kenavigasian.