Bisnis.com, JAKARTA—Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui perlambatan ekspor Indonesia menjadi penyebab depresiasi nilai tukar rupiah hingga nyaris menyentuh level Rp14.500 per dolar Amerika Serikat (AS).
Nilai tukar rupiah kembali melemah hingga ke level Rp14.442 per dolar AS pada Rabu (16/9/2015), dari posisi hari sebelumnya senilai Rp14.371/dolar AS.
Menanggapi depresiasi mata uang Garuda itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan hal itu disebabkan cadangan devisa Indonesia yang menipis akibat kegiatan ekspor yang melesu.
“Cadangan kita sulit, tidak kita tingkatkan akibat ekspor yang sulit,” tuturnya, Rabu (16/9/2015).
Data Bank Indonesia menyebutkan cadangan devisa pada Agustus 2015 sebesar US$105,35 miliar, turun dari sebulan sebelumnya US$107,55 miliar. Angka itu merosot signifikan apabila dibandingkan dengan posisi awal tahun ini yang mencapai US$114,25 miliar.
JK menilai pelemahan rupiah saat ini hanya bagian dari fluktuasi gejala ekonomi global. Nantinya, potensi penguatan masih sangat besar terjadi.
Untuk itu, pemerintah berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah dengan menekan beban impor. Cara menurunkan impor, sambungnya, tentu melalui upaya peningkatan produksi hasil pertanian nasional sehingga kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi.