Bisnis.com, JAKARTA – Menyikapi pernyataan BMKG mengenai berlanjutnya fenomena el nino yang diprediksi hingga Februari tahun depan, pemerintah diminta menyiapkan langkah antisipasi untuk menjamin ketahanan pangan.
Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir mengatakan mulai sekarang Kementerian Pertanian harus benar-benar menghitung ketersediaan pangan dalam negeri, dan berkoordinasi dengan Bulog secara intensif mengenai cadangan beras.
“Harus hati-hati tahun depan. Kalau cuaca kering terus itu, petani kita tidak bisa menanam. Paling bisa itu yang diairi irigasi, tapi itu hanya 1 juta hektare dibandingkan luas tanam Oktober-Maret yang rata-rata 8 juta hektare,” kata Winarno saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (12/9/2015).
Selain itu, Winarno meminta pemerintah berhati-hati dan mulai mengantisipasi atas peluang terjadinya gejolak harga seperti yang terjadi pada awal tahun ini, di mana stok beras yang menipis menyebabkan harga melambung hingga 30%.
Seperti diketahui, Indonesia kini tengah mengalami el nino berat, yang menyebabkan ratusan ribu hektare sawah mengalami puso. Jika el nino terus berlanjut, petani tidak bisa menanam padi karena komoditas itu membutuhkan banyak air.
Data terakhir yang dipublikasikan Kementan, sepanjang Januari-Agustus tahun ini gagal panen telah mencapai 102.072 hektare. Puso tersebut merupakan akumulasi dari yang disebabkan oleh serangan hama, banjir, dan kekeringan.