Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

850,35 Ha Lahan di Bali Mengering, Gagal Panen Merebak

Dampak El Nino mulai terasa di Bali di mana lahan pertanian seluas 850,35 Ha sudah mengalami kekeringan, dan 140 Ha di antaranya mengalami gagal panen atau fuso.
Dampak musim kemarau/Antara
Dampak musim kemarau/Antara

Bisnis.com, DENPASAR - Dampak El Nino mulai terasa di Bali di mana lahan pertanian seluas 850,35 Ha sudah mengalami kekeringan, dan 140 Ha di antaranya mengalami gagal panen atau fuso.

Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Bali memprediksi luasan lahan sawah yang mengalami kekeringan akan bertambah luas akibat ancaman El Nino.

"Kami mengupayakan adanya kompensasi berupa bantuan benih, dan pupuk pada subak-subak yang mengelami kekeringan pada tahun ini melalui upaya program khusus 2016," ujar Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Bali Ida Bagus‎ Wisnuardhana, Rabu (9/9/2015).

Daerah yang mengalami kekeringan terluas di Bali adalah Kabupaten Buleleng mencapai 492,35 Ha dan mencakup 7 kecamatan. Selain itu, Kabupaten Jembrana 266 Ha di 5 kecamatan, Tabanan 76 Ha melanda 3 kecamatan, Badung 20 Ha dia 2 kecamatan, dan‎ Karangasem 2 Ha di 1 kecamatan.

Adapun intensitas kekeringan tersebut 343,1 Ha kategori ringan, 239,75 Ha kekeringan sedang, dan 133,5 Ha kategori berat. 

Wisnuardhana menyebutkan sudah mengambil langkah antisipasi dan penanggulangan seperti mengalokasikan bantuan benih dan pupuk untuk lahan seluas 75.063 Ha (93,2% dari total luas sawah di Bali).

Kemudian, mengalokasikan bantuan peralatan mesin pertanian sebanyak 681 unit, termasuk pompa air 246 unit, serta merehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani seluas 39.396 Ha dalam upaya melakukan efisiensi. 

Seluruh bantuan tersebut diharapkan dimanfaatkan secara optimal oleh subak-subak penerima bantuan. Upaya lainnya adalah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan pengelola subak yang padinya mengalami kekeringan ringan sampai sedang agar‎ melakukan sistem gilir-giring atau meminjam irigasi dari subak yang airnya masih lancar.

‎Kepada subak yang sumber airnya terbatas dihimbau agar menyesuaikan pola tanam dengan tidak menanam padi dan menggantinya dengan palawija yang relatif lebih tahan terhadap kekeringan.

Menurutnya, langkah antisipasi itu penting dilakukan, karena BMKG Wilayah III Denpasar memprediksi musim kemarau akan terjadi sampai November.

‎Dia menyatakan meskipun ancaman kekeringan nyata, pihaknya tetap optimistis tidak akan terjadi kekurangan cadangan beras akibat kemarau. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan sudah berkoordinasi dengan Bulog Divre Bali dan persatuan penggilingan padi (perpadi) untuk menjaga ketahanan stok beras.

Perpadi, sampai saat ini tercatat sudah menyalurkan sebanyak 1.000 ton beras ke Bulog Divre Bali dari target tahun ini sebanyak 5.000 ton. Kepala Bulog Divre Bali I Wayan Budhita mengakui sudah berkoordinasi untuk Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan serta Perpadi untuk antisipasi kekeringan.

Dia menyampaikan Pulau Dewata untuk saat ini belum terlalu terpengaruh dengan musim kekeringan karena cadangan beras masih banyak. Saat ini masih terdapat cadangan sebanyak 7.800 ton beras dan jumlah itu masih sanggup memenuhi kebutuhan masyarakat selama tiga bulan ke depan.

Selain itu, sejumlah daerah di Bali mengalami musim panen dan hal itu sangat membantu memenuhi cadangan beras. Lebih lanjut ditegaskan pihaknya sangat optimistis meskipun terjadi kekeringan, pasokan beras tidak akan terganggu.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper