Bisnis.com, JAKARTA—Iron Bird Logistics mengandalkan aktivitas logistik domestik yaitu import handling dari mega proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Ibu Kota di tengah menurunnya arus logistik akibat lesunya ekonomi. Vice President PT Iron Bird Transport Ian Sudiana mengatakan penanganan impor MRT mencapai 35% sehingga meningkatkan pertumbuhan 5%-10% secara year-on-year.
Kegiatan impor handling MRT ini akan mendorong pertumbuhan kinerja Iron Bird Logistics hingga rampungnya pembangunan proyek kereta massal itu yang diperkirakan selesai pada 2018. Dia menjelaskan bahwa saat ini 99% bahan konstruksi MRT masih melewati Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
“Nantinya akan berbalik. Akan lebih banyak dari airport karena akan masuk produk-produk teknologinya untuk persinyalan dan lain-lain,” ucapnya, Senin (31/8/2015).
Hingga semester pertama, Iron Bird Logistics berhasil membukukan pendapatan diatas Rp150 miliar. Beberapa aktivitas pengangkutan lainnya, terangnya, Iron Bird Logistics mulai menyasar ke aktivitas pertanian dan perkebunan di Indonesia.
Dia menuturkan kesempatan sektor lain ini merupakan langkah untuk mengatasi menurunnya arus ekspor-impor sebesar 20%-30% sejak akhir tahun lalu. Selain itu, dia juga mengincar ekspansi bisnis di bidang pergudangan seperti cold chain storage atau gudang berpendingin
“Syukurnya di warehousing, opportunity masih ada dan itu juga kontribusinya lumayan. Itu membantu juga mengcover kegiatan ekspor-impor yang sudah habis tadi,” ujarnya.