Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bidik Turki, Begini Strategi Kemendag Genjot Penetrasi Pasar

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan menargetkan perkuatan nilai ekspor ke Turki dan menjadikan negara tersebut sebagai pintu masuk perdagangan ke Eropa dan Asia melalui 84th Izmir International Fair (IIF) 2015 pada 28 Agustus-1 September 2015.
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan (kanan) memeriksa barisan pasukan kehormatan saat upacara penyambutan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (31/7/2015)./Antara-Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan (kanan) memeriksa barisan pasukan kehormatan saat upacara penyambutan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (31/7/2015)./Antara-Yudhi Mahatma

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan menargetkan perkuatan nilai ekspor ke Turki dan menjadikan negara tersebut sebagai pintu masuk perdagangan ke Eropa dan Asia melalui 84th Izmir International Fair (IIF) 2015 pada 28 Agustus-1 September 2015.

"Turki menjadi mitra strategis Indonesia sehingga bisa menjadi pintu masuk perdagangan ke Eropa dan Asia. Pameran ini kita harapkan mampu menggenjot ekspor nasional," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Nus Nuzulia Ishak, Kamis (27/8).

Turki kini berpenduduk 79,4 juta jiwa dengan GDP perkapita US$19.054 (OECD 2014), serta berada di lokasi strategis dunia sebagai penanda batas wilayah Eropa dan Asia.

Dengan demikian, Turki juga dikenal sebagai negara transkontinental. Keunggulan potensi ekonomi dan geografis tersebut menjadikan Turki pasar yang prospektif dan menjanjikan bagi eksportir Indonesia.

Turki menempati posisi ke-23 sebagai negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia ke dunia dengan total perdagangan tahun 2014 mencapai USD 2,48 miliar atau tumbuh 16,56% setiap tahun (2010- 2014), sementara pada periode Januari-Mei 2015 sebesar USD 620,66 juta.

Neraca perdagangan Indonesia-Turki pada Januari-Mei 2015 menunjukkan surplus USD 411,56 juta untuk Indonesia dengan surplus nonmigas mencapai USD 411,63 juta. Namun masih dalam periode yang sama, ekspor nonmigas Indonesia menurun 17,95% menjadi sebesar USD 516,08 juta, dari sebelumnya tercatat USD 629,00 juta pada 2014.

Saat ini, terjadi pelambatan permintaan perdagangan impor dunia. Di sisi lain juga terjadi penurunan ekspor di beberapa pasar ekspor Indonesia. Melihat dua kondisi ini, Dirjen PEN Nus meyakini pameran di Turki ini akan banyak mendorong terjadinya peningkatan ekspor nonmigas.

"Pameran di Izmir ini merupakan salah satu strategi mengatasi pelambatan dan penurunan ekspor nasional. Saat ini merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kembali hubungan dagang Indonesia dengan Turki," ujar Nus.

Pada keikutsertaan di IIF 2015, Indonesia akan menempati area 200 m2. Sedikitnya empat belas pelaku usaha nasional akan mempromosikan berbagai produk potensial Indonesia, antara lain makanan dan minuman (termasuk kopi); CPO dan turunannya; kertas dan produk kertas; produk olahan karet dan ban; garmen, tekstil, dan aksesori fesyen; serta produk plastik. Tampilan stan Indonesia nantinya berbentuk paviliun dengan mengangkat tema “Trade with Remarkable Indonesia” didesain secara khusus agar lebih menarik pembeli maupun pengunjung.

“Keikutsertaan Indonesia dalam pameran ini sekaligus menindaklanjuti hubungan bilateral kedua negara pasca kunjungan Presiden Turki ke Indonesia pada Agustus 2015 dan pertemuan Dubes Turki untuk Indonesia kepada Menteri Perdagangan,” lanjut Nus.

IIF merupakan pameran terbesar dan tertua di Turki, yang pada 2014 menggunakan empat hall serta area open space. Pameran ini diikuti 1.132 peserta dengan total area yang digunakan seluas 85.000 m2 dan dikunjungi 1.591.312 pengunjung dari 35 negara. Indonesia sendiri akan menempati Hall 4 yang merupakan area international trade fair bersama wakil peserta dari negara-negara lain.

“Kehadiran Indonesia dan produk Indonesia di pasar Turki diharapkan meningkatkan kembali citra Indonesia dan produk Indonesia, serta mendekatkan kembali pelaku usaha Indonesia dengan buyer Turki atau dengan buyer-buyer lainnya di sekitar Turki," pungkas Nus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Avisena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper