Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR PROPERTI, Penjualan Century 21 Turun 5%-10%

Kelesuan sektor properti sebagai dampak dari perlambatan pertumbuhan ekonomi berimbas pada kinerja perusahaan agen properti.
Century 21. Dengan kata lain, target minimal yang dipatok Century 21 mencapai Rp10 triliun. /Bisnis.com
Century 21. Dengan kata lain, target minimal yang dipatok Century 21 mencapai Rp10 triliun. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kelesuan sektor properti sebagai dampak dari perlambatan pertumbuhan ekonomi berimbas pada kinerja perusahaan agen properti.

Associate Executive Director PT Sagotra Usaha (Century 21), Daniel Handojo, mengatakan penjualan properti melalui Century 21 hingga saat ini turun 5%-10%, didorong oleh penurunan yang tajam di segmen menengah ke atas.

Kendati demikian, Daniel masih optimistis target penjualan bisa tercapai kendati terbilang berat. "Memang gak bisa muluk-muluk, target kami dua digit," ujarnya seperti dikutip Harian Bisnis Indonesia, Kamis (27/8/2015).

Dengan kata lain, target minimal yang dipatok Century 21 mencapai Rp10 triliun.

Di sisi lain, untuk target penjualan unit, Century 21 berharap bisa membukukan penjualan hingga 10.000. Adapun, sepanjang 2014, penjualan mencapai angka 7.000 unit sehingga bila target tercapai penjualan properti Century 21 akan tumbuh 42,85%.

Daniel menjelaskan, tahun ini pangsa pasar penjualan Century 21 juga akan didominasi primer, padahal pangsa pasar agen properti sebelumnya didominasi pasar sekunder.

Daniel mengatakan porsi penjualan properti untuk pasar primer dan pasar sekunder kini menjadi seimbang. "Persentasenya mirip, 50:50 untuk saat ini padahal backbone kita sebetulnya di secondary," ujarnya.

Daniel menyebut pergeseran tersebut terjadi dalam kurun 3 tahun terakhir. Dia menerangkan perusahaan pialang mulai lebih intensif menggarap pasar primer karena digandeng perusahaan pengembang besar.

Menurut Daniel, saat booming properti 3 tahun lalu, pengembang lebih mengandalkan jasa broker untuk mempercepat proses penjualan unit properti yang tengah dibangun.

"Jadi buat kami ada lahan lain. Buat developer persaingan ketat karena semua membangun [proyek] padahal konsumen kan segitu-gitu saja," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper