Bisnis.com, JAKARTA - Dalam kondisi rupiah melemah, bisnis waralaba di Tanah Air dinilai masih prospektif, karena siapa saja bisa menjadi pengusaha. Omset waralaba di Indonesia sampai pertengahan tahun ini ditaksir mencapai Rp100 triliun, kata seorang praktisi waralaba.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan dan asosiasi, ada 23.000 gerai waralaba dari 12.000 pelaku usaha di Indonesia dengan omzt lebih dari Rp120 triliun pada 2014.
Tingginya tingkat konsumsi dalam masyarakat dan pertumbuhan kelas menengah ditambah dengan populasi Indonesia yang besar, usaha waralaba diprediksi akan tumbuh 15%-20% pada 2015.
Levita Supit, Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali), praktisi iti memperkirakan omset waralaba di Tanah Air sampai pertengahan tahun ini mencapai Rp100 triliun dan diharapkan sampai akhir tahun omzet waralaba bisa mencapai Rp200 triliun.
Menurut Levita, kondisi ekonomi rupiah melemah terhadap dolar tidak berpengaruh pada bisnis waralaba, karena sepanjang pemantauannya belum ada yang tutup. Justru kehadiran bisnis waralaba, merupakan peluang bisnis bagi orang yang kena PHK, dan membuka lapangan kerja.
Amir Karamoy, Ketua Komite Tetap Waralaba & Lisensi Kadin, mengatakan kalau dari segi jumlah, waralaba lokal lebih banyak dari asing, tapi segi omzet justru waralaba asing lebih tinggi dari waralaba lokal, karena usahanya besar.