Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CPO Fund Jadi Label "Suplai Aman" bagi Produsen Biodiesel

Badan Layanan Umum CPO Fund menjadi tumpuan pemerintah untuk mengamankan suplai minyak sawit bagi produsen biodiesel.nn
Industri BBN domestik mulai berkembang pada 2006. /Bisnis.com
Industri BBN domestik mulai berkembang pada 2006. /Bisnis.com

Bisnis.com, TANGERANG—Badan Layanan Umum CPO Fund menjadi tumpuan pemerintah untuk mengamankan suplai minyak sawit bagi produsen biodiesel.

Biodiesel merupakan campuran untuk bahan bakar nabati biosolar. Tahun ini mandatori pencampuran biodiesel dalam biosolar 15% dan ditargetkan mencapai 20% pada tahun depan atau B20. Jangka panjang pengembangan biosolar membidik mandatori B30 pada 2025.

"BLU akan berikan insentif pemerintah dari dana iuran kelapa sawit yang diekspor, sekarang US$50 per ton," ucap Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Tisnaldi di Tangerang Selatan, Selasa (25/8/2015).

Untuk jangka pendek merealiasikan mandatori B20 tahun depan, pemerintah membentuk badan layan umum (BLU) CPO (minyak kepala sawit) Fund. Badan ini bertugas untuk mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan dana pengembangan sawit.

Badan Layanan Umum CPO Fund berada di bawah koordinasi Kementerian Keuangan. Pembayaran dana pengelolaan dari pengusaha perkebunan sawit yang melakukan ekspor sejak pertengahan Juli 2015 ditampung oleh BLU ini.

BLU tersebut dibutuhkan untuk membantu optimalisasi suplai minyak sawit sebagai bahan baku industri turunannya, seperti BBN biosolar yang biodieselnya dari kelapa sawit. Badan ini juga berperan untuk memastikan kontinyuitas industri sawit.

Kendati baru menyentuh pengembangan bahan bakar nabati berbasis minyak kelapa sawit, sebetulnya Indonesia punya 60 jenis tanaman yang bisa dikembangkan jadi biofuel. Selain minyak sawit ada pula jatrofa, sorgum manis, gula tebu, kemiri, dan singkong.

"Produksi berbagai tanaman yang jadi bahan baku biosolar jumlahnya mencapai 28 juta ton setara dengan 215 juta barel setara minyak," ucap Tisnaldi.

Indonesia merupakan salah satu penghasil BBN utama di dunia. Kapasitas terpasang produksi biodiesel sekarang berkisar 5,64 juta kiloliter per tahun dari sekitar 27 produsen biodiesel.

Menurut Tisnaldi, peningkatan mandatori biodiesel dalam biosolar butuh disokong standar emisi kendaraan yang lebih baik dari Euro 2. “Kami tingkatkan terus [mandatori biodiesel] untuk mendorong kami peningkatan euro. Sekarang kita memang masih Euro 2,” ucapnya.

Industri BBN domestik mulai berkembang pada 2006. Hal ini sebagai respons pemerintah menyikapi pergerakan harga bahan bakar minyak alias energi fosil yang tambah mahal. Sementara kebutuhannya meroket seiring pertumbuhan penjualan kendaraan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper