Bisnis.com, PEKANBARU – Harga tandan buah segar (TBS) sawit Riau pada pekan ini anjlok tajam hingga Rp109 per kilogram dibandingkan pekan sebelumnya.Di tingkat pengepul, TBS dari petani hanya dihargai Rp500 perkilogram.
Pemerintah Provinsi Riau menilai kondisi ini disebabkan masih lesunya permintaan pasar dunia sehingga harga CPO kembali melemah.
Sekretaris tim penetapan harga TBS Dinas Perkebunan Riau Rusdi mengatakan pelemahan harga ini tidak hanya terjadi pada level harga perdagangan antarperusahaan dan pasar ekspor, melainkan juga terjadi pada level petani sawit.
“Dari laporan yang kami terima, harga jual TBS sawit dari petani swadaya ke pengepul sekarang ini jauh melorot, kira-kira Rp500 perkilogram, ini yang membuat petani sawit di daerah menjerit,” katanya, Jumat (21/8/2015).
Sementara itu untuk harga TBS yang telah ditetapkan Dinas Perkebunan Riau, saat ini harga TBS umur 3 tahun dijual seharga Rp921,6 per kilogram, umur 4 tahun Rp1.029 per kilogram, umur 5 tahun Rp 1.101 per kilogram, umur 6 tahun Rp1.133 per kilogram.
Lalu untuk TBS umur 7 tahun Rp1.177 per kilogram, umur 8 tahun Rp1.213 per kilogram, umur 9 tahun Rp1.251 per kilogram dan umur 10 tahun atau lebih dijual Rp1.287 per kilogram, di mana pada pekan sebelumnya mencapai Rp1.396 per kilogram.
Rusdi juga mengatakan tren pelemahan harga CPO juga merupakan imbas dari pelemahan harga minyak mentah dunia.
“Jadi pelemahan harga minyak mentah di pasar global juga berpengaruh ke harga minyak CPO, dan ada kecenderungan konsumen di luar negeri lebih memilih menggunakan minyak mentah yang berharga murah dibandingkan minyak nabati,” katanya.
Sebelumnya Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Riau Masperi mengatakan pihaknya memang telah menerima laporan terkait anjloknya nilai jual TBS sawit di tingkat petani.
“Kami sudah terima langsung dan pengakuan dari petani sawit, harga jualnya di level petani itu sudah turun jauh sekali, ada yang jual Rp300 sampai Rp400 per kilogramnya, padahal harga normalnya biasa itu Rp1.400 sampai Rp1.500,” katanya.
Untuk mengatasi kondisi pelemahan harga komoditas ini, pemprov tengah menyiapkan sejumlah langkah solusi dan pembahasan bersama pihak terkait seperti Bank Indonesia dan OJK untuk membantu petani agar pelemahan ekonomi yang mereka rasakan tidak berlangsung lama.