Bisnis.com, JAKARTA—Perombakan terhadap tiga menteri koordinator sekaligus dilakukan untuk memperbaiki koordinasi antar kementerian yang berada di bawahnya dengan langkah yang lebih jelas.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kepala negara dan dirinya memutuskan untuk melakukan perombakan (reshuffle) menteri Kabinet Kerja tentu untuk mencapai hasil lebih baik.
“Sebagaimana prinsip-prinsip dasar kalau ada reshuffle tentu ingin mencapai hasil yg lebih baik. Tentu alasannya itu, untuk mencapai hasil yang lebih baik,”ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden usai menghadiri pelantikan enam Menteri Kabinet kerja, Rabu (12/8/2015).
Kendati demikian, dia membantah faktor utama penyebab adanya reshuffle adalah melorotnya kinerja menteri bidang ekonomi pada dua kuartal paruh pertama 2015.
Menurut dia, perlambatan pertumbuhan ekonomi bukan hanya persoalan kinerja menteri, melainkan dipengaruhi masalah eksternal ekonomi dunia.
Ke depan, dia berharap para menteri baru bisa mengemban tugas dan meningkatkan kinerja pemerintah di berbagai bidang ke arah lebih baik.
“Ya tugas-tugasnya harus baik, haru koordinasi lebih baik, harus ada fokusnya, harus jelas langkah-langkahnya,” tuturnya.
Rabu siang (12/8/2015), Presiden Joko Widodo melantik enam menteri baru, tiga di antaranya ialah menteri koordinator. Luhut Binsar Pandjaitan dipercaya sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian, dan Rizal Ramli sebagai Menko Bidang Kemaritiman.
Selain itu, Thomas Trikasih Lembong sebagai Menteri Perdagangan, Sofyan Djalil sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas. Terakhir, politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pramono Anung sebagai Menteri Sekretaris Kabinet.