Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Tiga Keunggulan Kereta Super Cepat yang Ditawarkan China

Pemerintah Tiongkok membeberkan hasil rancangan proyek kereta super cepat Jakarta-Bandung yang dikaji oleh konsorsium BUMN Tiongkok dan Indonesia kepada Presiden Joko Widodo.
Kereta supercepat/celsias.com
Kereta supercepat/celsias.com

 

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah Tiongkok membeberkan hasil rancangan proyek kereta super cepat Jakarta-Bandung yang dikaji oleh konsorsium BUMN Tiongkok dan Indonesia kepada Presiden Joko Widodo.

Kepala Badan Pembangunan Nasional dan Komisi Reformasi Tiongkok Xu Shaoshi mengatakan kesepakatan untuk menyusun feasibility study proyek kereta supercepat Jakarta-Bandung telah digagas Indonesia dan China pada Maret 2015.

Kesepakatan yang dituangkan dalam nota kesepahaman tersebut (MoU) tersebut dimatangkan dalam bentuk kerangka kerja sama (framework agreement) yang ditandatangani di sela gelaran Konferensi Asia Afrika di Jakarta pada April 2015.

"Pada Juli, kedua negara sudah mengkonfirmasi dan pada hari ini kami sampaikan laporan FS ke Presiden Joko Widodo," ujar Shaoshi di Kantor Presiden, Senin (10/8/2015).

Dalam laporan FS tersebut, Utusan Khusus Presiden Tiongkok Xi Jinping ini memaparkan keunggulan proyek kereta supercepat yang didesain oleh konsorsium Tiongkok-Indonesia. Keunggulan pertama, lanjutnya, proyek ini didesain dengan panjang rel 150 km, rasio jembatan dan terowongan 62%, serta kecepatan kereta 350 km/jam.

"Di tengahnya ada delapan stasiun, mulai dari Halim ekstensi ke Manggarai dan Gambir. Kereta cepat ini mengkoneksi kereta yang sudah ada dan LRT yang sedang dalam rancangan," tuturnya.

Kedua, lanjut Shaoshi, Tiongkok akan memberikan harga dan dukungan pembiayaan yang kompetitif. Ketiga, konsorsium BUMN Indonesia dan BUMN Tiongkok akan membentuk perusahaan joint venture agar keuntungan dan risiko ditanggung bersama.

Dengan kerja sama yang komprehensif, mulai dari tahap perencanaan, konstruksi, pengelolaan, maintenance, hingga proses pelatihan pekerja. Shaoshi optimistis proyek ini akan menguntungkan kedua negara.

"Kami bisa menjamin proyek ini bisa rampung dalam tiga tahun, yaitu groundbreaking akhir Agustus, dikerjakan September, dan mulai secara luas tahun depan. Total proyek selesai pada 2018," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper