Bisnis.com, JAKARTA -- Untuk memanfaatkan gas dan energi baru terbarukan yang ditargetkan sebesar 30% untuk pemanfaatan gas dan 17% untuk energi baru dan terbarukan dari total pasokan energi nasional 2025 mendatang, PT Pertamina (Persero) mensinergikan bidang teknologi migas dan Energi Baru Terbarukan (EBT) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Dalam kesepakatan bersama ini mencakup pengkajian dan penerapan teknologi dibidang migas serta energi baru terbarukan.
"Melalui kerjasama ini memungkinkan PT Pertamina dan BPPT untuk melakukan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki oleh masing-masing pihak, bantuan teknis, pendidikan dan pelatihan, hingga pemanfaatan dan penerapan hasil penelitian yang ada," papar Direktur Pertamina, Dwi Soetjipto di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Dwi juga mengatakan sebagai perusahaan energi yang terintegrasi dari hulu ke hilir dan bersaing secara kompetitif di lingkungan bisnis energi domestik yang semakin terbuka hingga level global, Pertamina tidak akan mengandalkan kemampuan sendiri.
"Pertamina sangat terbuka bekerjasama dengan mitra kerja yang berkompetensi tinggi khususnya dibidang energi, utamanya migas dan energi baru terbarukan yang kedepan akan memiliki peranan penting bagi kemandirian energi nasional,"tuturnya.
Melalui kerjasama ini, kata Dwi, diharapkan dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru di bidang teknologi migas, energi baru dan terbarukan beserta sistem pendukungnya.
"Secara khusus bagi pertamina kerjasama ini menjadi salah satu milestone penting untuk terbentuknya center of excellence untuk advance teknologi energi yang berbasiskan riset yang kuat di Indonesia," katanya.