Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SWASEMBADA PANGAN: Bali Optimistis Hasil Panen Padi

Dari tiga komoditas yang ditargetkan swasembada oleh pemerintah pusat, padi diprediksi menjadi satu-satunya komoditas andalan di Bali yang tahun ini akan mengalami peningkatan.
Bali optimsitis dengan peningkatan panen padi./
Bali optimsitis dengan peningkatan panen padi./

Bisnis.com, DENPASAR--Dari tiga komoditas yang ditargetkan swasembada oleh pemerintah pusat, padi diprediksi menjadi satu-satunya komoditas andalan di Bali yang tahun ini akan mengalami peningkatan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali meramal mencapai 861.321 ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami kenaikan sebesar 3.377 ton GKG (0,39%) dibandingkan dengan 2014.‎

"Kenaikan produksi ini diperkirakan terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 0,85 kuintal per Ha (1,41%), meskipun luas panen mengalami penurunan seluas 1.419 Ha (0,99%)," ujar Kepala BPS Bali Panusunan Siregar, Sabtu (18/7/2015).

Ada tiga penyebab kenaikan tersebut, pertama, karena adanya kompensasi subsidi pupuk kepada petani yang lahannya mengalami kekeringan pada tahun lalu di Denpasar. Kedua, di Kabupaten Badung, tepatnya di Kecamatan Petang, petani setempat menggunakan varietas padi unggul seperti Ciherang, sehingga produksi dapat meningkat hingga 8,5 ton per Ha.

Ketiga, di Kabupaten Karangasem, disebabkan oleh kesuburan lahan dan kondisi cuaca yang sangat mendukung. Terutama di Kecamatan Sideman yang lahannya subur bekas penanaman komoditas hortikultura dengan rata-rata hasil survei ubinan sebesar 4,98 kg per demplot. Pada tahun lalu di kecamatan yang sama, rata-rata hasil survei ubinan sebesar 4,50 kg per demplot.

Adapun produksi jagung diperkirakan sebesar 38.082 ton pipilan kering atau mengalami penurunan sebesar 2.531 ton pipilan kering (6,23%) dibandingkan 2014. Penurunan produksi ini diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 1.168 Ha atau 7%, meskipun produktivitasnya mengalami kenaikan sebesar 0,20 kwintal per Ha.

Sementara itu produksi kedelai diperkirakan sebanyak 7.571 ton biji kering, turun sebesar 616 ton biji kering atau 7,52% dibandingkan dengan tahun lalu. Penyebab penurunan karena penyusutan luas panen103 Ha atau 1,92% dan penurunan produktivitas sebesar 0,87 kwintal per Ha atau 5,71%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper