Bisnis.com, SURABAYA – Sebagian besar dari penyerapan modal negara (PMN) untuk PT Garam (Persero) akan dialokasikan untuk memaksimalkan serapan garam rakyat di Madura.
Sejumlah Rp64 miliar dari PMN senilai Rp300 miliar itu dianggarkan untuk pembangunan industri garam olahan di Camplong, Sampang. Sementara itu, Rp222 miliar-nya untuk penyerapan garam rakyat.
“Karena tahun ini kami membawa misi khusus agar harga garam rakyat tidak jatuh,” jelas Direktur Utama PT Garam Usman Perdanakusuma kepada Bisnis.com, Selasa (7/7/2015).
Porsi PMN sejumlah Rp222 miliar itu akan dipakai untuk menyerap 400.000 ton garam petani.
Sementara itu, PT Garam juga menyumbang produksi dari lahan milik sendiri sejumlah 350.000 ton. “Jadi, kalau sesuai rencana, kita akan punya stok 750.000 ton. Artinya, kami selaku BUMN memberi kontribusi swasembada garam konsumsi nasional sebesar 45%.”
Dari target serapan garam rakyat sebanyak 400.000 ton tersebut, kata Usman, 60%-65% di antaranya adalah untuk garam kw 1, 20% untuk garam kw 2, dan sisanya atau sekitar 15% lainnya untuk garam kelas M atau kualitas paling bawah.
Terkait kendala dalam menyerap garam petani, dia mengungkapkan pihaknya telah meminta pemerintah supaya impor garam industri jangan dibuka lebar-lebar, terutama saat musim produksi.
“Kalaupun terpaksa impor, jangan langsung 100%, tapi bertahap 20%-30%. Satu lagi, eksekusi impor harus dilakukan oleh pemerintah melalui PT Garam. Bukan untuk monopoli, tapi untuk memproteksi petani.”
Lebih lanjut, dia mengatakan saat ini pihaknya sedang menunggu PP dari pemerintah untuk pencairan PMN. Saat ini PMN tersebut masih belum cair, karena pada gelombang pertama yang menjadi prioritas pencairan adalah BUMN infrastruktur.
“Bila sudah cair, Rp64 miliar akan kami pakai untuk membangun pabrik garam olahan industri atau garam high grade dengan kapasitas 70.000-75.000 ton/tahun. Luas pabriknya 5 hektare. Ini pabrik pertama dalam 10 tahun, yang mesinnya dari Jerman atau Spanyol.” []