Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rumah Tapak Tetap Menjadi Properti Pilihan

Kenaikan harga properti setiap tahun menjadi daya tarik investasi. Dari berbagai macam jenis properti, rumah tapak dianggap tetap menjadi pilihan utama.
Rumah Tapak. /Bisnis.com
Rumah Tapak. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan harga properti setiap tahun menjadi daya tarik investasi. Dari berbagai macam jenis properti, rumah tapak dianggap tetap menjadi pilihan utama.

Direktur PT Modernland Realty Tbk. Andy K. Natanael mengatakan rata-rata kenaikan harga properti antara 10% - 20% per tahun, sehingga menjadi investasi yang menguntungkan setiap saat.

Dibandingkan antara hunian vertikal dan rumah tapak, aset tanah yang menyatu dalam rumah tapak menjadi sebuah nilai lebih.

“Dari waktu ke waktu investasi properti paling menguntungkan. Apalagi kalau punya rumah tapak, karena harga tanah semakin langka, khususnya di Jakarta. Sedangkan orang membutuhkan tanah itu makin banyak, karena yang butuh makin banyak. Jadi, makin banyak kita memiliki tanah, nilai investasi kita semakin bagus,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (2/7/2015).

Andy pun menyebutkan harga rumah primer berbanding lurus dengan harga rumah sekunder. Artinya, bila salah satu segmen di suatu daerah jenuh, maka segmen lainnya akan ikut stagnan.

Direktur Utama PT Pakuwon Jati Tbk.  Stefanus Ridwan mengatakan terkait bisnis hunian di kota besar seperti  Jakarta dan Surabaya, rumah tapak tetap menjadi pilihan karena memiliki nilai tanah.

Sedangkan pada rumah pangsa atau rumah susun, konsumen akan lebih selektif menilik siapa pengembangnya, bagaimana track record-nya, dan fasilitas apa yang diberikan.

“Bagaimanapun apartemen sudah semakin marak di kota besar. Pembeli akan lebih selektif memilih dengan melihat rekam jejak pengembang, dan fasilitas yang ditawarkan, terutama parkir,” terangnya.

Menurut Stefanus, fasilitas parkir kerap menjadi masalah satu hunian vertikal, karena tidak semua pengembang menyediakan fasilitas 1:1, atau satu unit mendapatkan satu lahan parkir.

Bila harga apartemen di bawah Rp500 juta, calon pembeli tidak perlu berharap dengan adanya ruang fasilitas parkir yang memadai, sehingga bisa memperhitungkan untuk menggunakan motor atau kendaraan umum.

“Pengembangan lahan parkir, seperti di Kota Casablanca memerlukan dana Rp200 juta. Makanya harga kami sedikit mahal, tetapi menjamin penghuni memiliki fasilitas parkir,” ujarnya.

Stefanus berpendapat apartemen yang tergabung dalam proyek superblok ataupun bangunan terpadu (mixed use development) memiliki nilai investasi lebih tinggi dibandingkan hunian vertikal yang berdiri sendiri (stand alone). Pasalnya, properti perkantoran, ritel, pusat perbelanjaan, hotel, dan apartemen yang berdekatan dapat saling memengaruhi kenaikan harga.

Sebagai contoh, harga unit apartemen di Superblok Gandaria City, Jakarta Selatan, bisa naik tiga kali lipat sejak 2010. “Apartemen dengan luas 118 m2, kapasitas 3 plus 1 kamar tidur kami luncurkan pada 2010 seharga Rp1,7 miliar. Harganya kemudian naik tiga kali lipat pada awal 2015 menjadi Rp4,7 miliar di pasar sekunder,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hafiyyan
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper