Bisnis.com, BANDUNG - Selama musim kemarau ini, produksi susu sapi khususnya di kawasan Bandung Utara mengalami penurunan tajam. Hal ini disebabkan sulitnya peternak mendapatkan pakan hijau bagi ternak mereka.
Ketua Kelompok Ternak Perceka Kabupaten Bandung Barat Dadang Alamsyah mengatakan, pada saat menghadapi kondisi seperti ini para peternak terpaksa mencari pakan alternatif pengganti rumput gajah seperti lamtoro gung, dedak, gebog pisang dan kaliandra.
Akibatnya, produksi susu sapi perah yang dimiliki para peternak turun drastis hingga 20% dari total produksi susu per harinya 15 liter setiap ekor sapinya menjadi 12 liter.
"Tapi, kondisi demikian akan menyebabkan kualitas susu sapinya malah makin baik karena kadar air yang berlebih pada rumput akan menurunkan kualitas susu," katanya, Kamis (2/7/2015).
Menurutnya, dalam sehari setiap ekor sapi perah membutuhkan 30% pakan dari total berat badannya atau sekitar 25 kilogram pakan.
Dadang memiliki total 60 ekor sapi. Dari total itu, 40 sapi produksi dan 20 ekor sapi laktasi kering kandang. Susu sapi perahan tersebut dijual dengan harga Rp5.000 per liter.
Ketua Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Aun Gunawan mengatakan produksi susu pada semester I/2015 sama seperti tahun lalu, yang diakibatkan jumlah populasi sapi perah yang tidak bertambah.
“Tidak ada peningkatan karena jumlah sapi perah tidak bertambah bahkan cenderung turun,” katanya.
Populasi sapi perah di KPBS saat ini hanya mencapai 13.000 ekor, padahal sebelumnya pada 2011 menembus angka 17.000 ekor. Penyusutan itu terjadi akibat penjagalan pada periode 2011-2013 serta pemindahan sapi produktif ke daerah lain.
Untuk menggenjot jumlah produksi susu maka pemerintah dituntut fokus mengambil langkah strategis seperti menjaga populasi sapi, menambah bibit, serta menyediakan rumput.
Musim Kemarau, Produksi Susu di Bandung Turun
Selama musim kemarau ini, produksi susu sapi khususnya di kawasan Bandung Utara mengalami penurunan tajam. Hal ini disebabkan sulitnya peternak mendapatkan pakan hijau bagi ternak mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Adi Ginanjar Maulana & Hedi Ardhia
Editor : Yusuf Waluyo Jati
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 hari yang lalu