Bisnis.com, JAKARTA -- Prospek kegiatan ekonomi yang kian buram membuat pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya 5,2%, lebih rendah dari asumsi 5,7% dalam APBN.
Estimasi terbaru itu disampaikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro ketika menyampaikan laporan realisasi APBN Perubahan 2015 semester I kepada Badan Anggaran DPR, Rabu (1/7/2015).
Sebelumnya pada Mei, Menkeu menyebutkan pertumbuhan tahun ini akan 5,4% setelah melihat realisasi laju produk domestik bruto kuartal I/2015 yang hanya 4,7%.
Proyeksi 5,2% berdasarkan prospek berlanjutnya pelemahan harga komoditas yang berimbas pada ekspor dan konsumsi rumah tangga. Atas dasar itu pula, pemerintah memperkirakan produk domestik bruto semester I/2015 melaju 4,9%.
"Meskipun pertumbuhan mungkin melambat karena faktor lain, tapi ada pengaruh harga komoditas juga. Surplus pendapatan yang biasanya diperoleh mungkin dari sawit, karet, tidak ada sekarang, yang akhirnya memperlambat konsumsi," kata Bambang.
Menurutnya, hingga tahun depan pertumbuhan akan bergantung pada belanja dan investasi pemerintah. Penguatan subsidi bunga kredit usaha rakyat tahun ini diharapkan dapat menggairahkan ekonomi.
Selain itu, untuk mengembalikan pertumbuhan konsumsi masyarakat, penaikan batas penghasilan tidak kena pajak diharapkan mengerek daya beli.