Bisnis.com, PEKANBARU-- Produsen bubur kayu dan kertas terintegrasi APRIL Grup meningkatkan patroli dan bekerjasama dengan masyarakat untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan menyusul meningkatnya jumlah titik api (hotspot) di beberapa daerah di Riau.
Peningkatan patroli dilakukan untuk akan memastikan kewaspadaan di tingkat tinggi dan pemadaman bisa langsung dilakukan jika muncul api di dalam atau di sekitar konsesi.
Sampai saat ini, APRIL Grup juga telah menginvestasikan lebih dari 6 juta US$ untuk peralatan pemadaman kebakaran. Selain itu, APRIL Grup juga sudah melatih lebih dari 700 Masyarakat Peduli Api (MPA). Masyarakat juga bisa melaporkan munculnya api ke pos pengaduan 24 jam di nomor +62 811 707 2121.
Managing Director APRIL Group Indonesia Operations yang juga Preisden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper Tony Wenas Tony menegaskan pencegahan adalah perhatian utama dalam manajemen pengendalian kebakaran.
"Selama dua tahun terakhir dalan catatan kami, munculnya api jelas dikarenakan oleh manusia dengan tujuan membuka lahan untuk berkebun," katanya dalam keterangan resmi, hari ini.
Oleh karena itu, lanjut dia, perusahaan menjalin kemitraan dengan masyarakat dan mengembangkan inisiatif seperti Desa Bebas Kebakaran, sebuah program untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas masyarakat dalam pengendalian kebakaran. Lewat progran itu masyarakat setempat disediakan berbagai peralatan dan penyuluhan untuk meningkatkan kemampuannya dalam pengendalian kebakaran. Masyarakat juga dibukakan akses untuk sistem pertanian berkelanjutan.
Sementara itu, Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi melaporkan ada peningkatan hot spot menjadi 45 titik panas di Provinsi Riau, pada Selasa (30/06/2015).
Kepala BMKG Statisiun Pekanbaru Sugarin mengatakan temuan itu merupakan hasil pantauan Satelit Terra dan Aqua. Sedangkan di seluruh Sumatera, BMKG mendeteksi 96 hotspot.
“Jumlah hotspot ini mengalami penurunan dari hari sebelumnya. Sebelumnya, 129 titk panas ditemukan di Sumatera dan 59 ditemukan di Riau,” kata Sugarin.
Dari 45 titik panas di Riau itu, Sugarin menjabarkan, terdapat 15 titik panas di Bengkalis, 17 titik di Pelalawan, di Kabupaten Siak empat titik, Indragiri Hulu dan Rokan Hilir masing-masing tiga titik, Kota Dumai ada titik dan Kepulauan Meranti satu titik.
BMKG juga mendeteksi 27 titik api, yang tersebar di Pelalawan sebanyak 13 titik dan Bengkalis 14 titik. Menurut BMKG, data itu mempunyai nilai akurat 70%. Sementara suhu di Riau, mencapai 35 celcius.
Kebakaran tersebut diprediksi akan terus berlanjut hingga berakhirnya musim kemarau pada September mendatang. Riau yang dipenuhi lahan gambut itu hingga kini belum diguyur hujan semenjak 12 hari yang lalu.
Tim Satgas Karhutla Provinsi Riau juga telah menebarkan garam untuk pembuatan hujan buatan dengan empat kali penerbangan. Namun, upaya yang menelan biaya Rp25 miliar itu belum membuahkan hasil karena awan yang berpotensial tidak kunjung muncul.
Tim Satgas tersebut terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Korem 031/WB, Polda Riau serta instansi terkait. Mereka turun langsung ke lokasi kebakaran untuk memadamkan api.