Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Berlimpah, Pemerintah Janji Tak Impor Bawang Merah

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian kembali menegaskan tidak akan impor bawang merah karena jumlah produksi telah mencapai 200.000 ton sedangkan kebutuhan nasionl hanya 100.000 ton/bulan.
Bawang merah/JIBI-Sunaryo Haryo Bayu
Bawang merah/JIBI-Sunaryo Haryo Bayu

Bisnis.com, CIREBON - Kementerian Pertanian kembali menegaskan tidak akan impor bawang merah karena jumlah produksi telah mencapai 200.000 ton sedangkan kebutuhan nasionl hanya 100.000 ton/bulan.

Kementeraian Pertanian bersama Bulog telah mulai membeli langsung hasil produksi bawang merah milik petani agar mata rantai distribusi tidak terlalu panjang sehingga berpotensi membuat harga jual bawang merah menjadi lebih tinggi di tingkat konsumen.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan selama produksi dalam negeri mencukupi pemerintah tidak akan mengambil langkah impor adapun untuk mencegah permainan spekulan penanganan pemerintah untuk bawang merah dilakukan secara menyeluruh.

Dia menuturkan harga bawang merah sudah stabil meskipun memasuki momentum Ramadan berdasarkan pembelian bawang merah dari petani oleh Kementeraian Pertanian harganya Rp12.000/kg di tingkat petani, sedangkan di kota seperti Kramat Jati harganya Rp16.000-Rp18.000/kg.

“Beberapa waktu lalu harga bawang merah sempat menyentuh level Rp36.000-Rp40.000/kg, akan tetapi kini mulai stabil,” katanya, Selasa (30/6/2015).

Amran mengungkapkan pihaknya meminta masyarakat agar tidak terlalu khawatir jika terjadi kenaikan sekitar 2%-5% dampak dari kebijakan tidak impor bawang merah, dan kenaikan yang terjadi dijamin masih dalam tahap yang wajar.

“Kalau harga bawang lokal sedikit tinggi, biarlah petani menikmati, kalau tetap impor sama saja mensejahterakan petani negara lain,” ujarnya.

Terkait masalah benih bawang merah, Amran mengungkapkan telah menerima laporan jika stok benih yang ada cukup untuk produksi sehingga untuk benih bawang merah juga tidak perlu mendatangkan benih dari luar (impor).

Ketika dihubungi terpisah, Sekjen Dewan Bawang Nasional (Debanas) Mudatsir mengungkapkan ketika ada gejolak harga, kebijakan impor hanya akan merugikan petani dua kali, pertama rugi karena produksi turun kemudian harga anjlok akibat ada barang impor.

“Gejolak harga biasanya dipicu adanya penurunan produksi kalau lahan bawang merah terkena hama atau musibah, maka kami sangat mendukung kebijakan tak ada impor,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maman Abdurahman

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper