Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Percepat Realisasi Investasi Rp5.600 Triliun

Pemerintah berupaya mempercepat realisasi investasi dengan target nilai Rp5.600 triliun dalam 5 tahun ke depan untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Menko Perekonomian Sofyan Djalil saat bersiap memberikan keterangan usai memimpin rapat koordinasi (Rakor) di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Selasa (16/12/2014). /Antara
Menko Perekonomian Sofyan Djalil saat bersiap memberikan keterangan usai memimpin rapat koordinasi (Rakor) di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Selasa (16/12/2014). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah berupaya mempercepat realisasi investasi dengan target nilai Rp5.600 triliun dalam 5 tahun ke depan untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengakui target pertumbuhan ekonomi 2016 yang sebelumnya dipatok 5,8%-6,2% terlalu ambisius. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan masih akan tertekan tahun depan.

Oleh karena itu, pemerintah berinisiatif menurunkan asumsinya menjadi 5,5%-6,0% agar lebih realistis. Meskipun dalam prosesnya ekonomi dunia bisa saja membaik, program infrastruktur lebih cepat, sehingga Indonesia bisa mengalami pertumbuhan ekonomi yang memuaskan.

“Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan tahun depan masih tertekan, kalau misalkan target pertama sampai 6,2% itu terlalu ambisius,”ujarnya, di Kantor Wakil Presiden.

Untuk merealisasikan target pertumbuhan ekonomi, pemerintah berfokus pada percepatan realisasi investasi langsung, baik domestik maupun asing.

“Sekarang ini bagaimana mempercepat realisasi investasi, paling tidak Rp5.600 triliun sekitar 5 tahun mendatang,” tegasnya.

Selain itu, pemerintah juga akan berupaya mengoptimalkan belanja negara dan swasta untuk menstimulus pembangunan nasional.

Sebelumnya, pemerintah menurunkan asumsi pertumbuhan ekonomi 2016 menjadi 5,5%-6,0% dari semula 5,8%-6,2%.

Hal itu dilakukan menyusul proses negosiasi penanganan utang Yunani yang berjalan alot sehingga berpotensi mempengaruhi stabilitas pasar keuangan global dan membuat perekonomian dunia makin melambat, termasuk Indonesia. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Editor : Lavinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper