Bisnis.com, JAKARTA – Setelah mengalami defisit neraca perdagangan pada 2014 terhadap Republik Ceko, pemerintah melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Budapest menargetkan surplus dengan negara tersebut pada tahun ini.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan pada tahun lalu total perdagangan Indonesia dengan Republik Ceko mencapai US$260,51 juta.
Dalam perdagangan tersebut, nilai ekspor Ceko ke Indonesia mencapai 67,39% dari total perdagangan tersebut dengan nilai sebesar US$175,58 juta.
Sedangkan ekspor Indonesia ke Republik Ceko hanya mencapai 32,60% dari total perdagangan tersebut, atau setara nilai US$84,93 juta. Indonesia mencatatkan defisit sebesar US$89.65 juta.
Kepala ITPC Budapest Hikmat Rijadi mengatakan penetrasi ekspor ke Ceko perlu dilakukan untuk mendapatkan surplus perdagangan dengan negara tersebut.
Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memperkuat penterasi produk ekspor Indonesia di Ceko, dengan sasaran menjalin kerja sama bisnis serta memberikan informasi terkini untuk para calon importir.
“Kami optimis penetrasi ini berhasil mendongkrak ekspor, terutama untuk ekspor nonmigas. Partisipasi Indonesia harus menjadi tonggak penting peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Republik Ceko yang masih defisit,” kata Hikmat, Selasa (23/6).
Sejumlah sektor unggulan yang akan diprioritaskan a.l. produk sawit dan turunannya, teh, kopi, kakao, produk kesehatan, produk gula semut, produk spa, lem, batik, makanan dan minuman olahan, tas kulit, kabel, produk sarung tangan, serta promosi pariwisata Indonesia.