Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Bandara Kertajati: Sindikasi 4 Bank Dijajaki

BUMD PT BIJB tengah menjajaki untuk menggaet sejumlah bank dan lembaga donor dalam pembangunan terminal Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.
Rencana induk Kertajati Aerocity/Ilustrasi-skycrapercity.com
Rencana induk Kertajati Aerocity/Ilustrasi-skycrapercity.com

Bisnis.com, BANDUNG - BUMD PT BIJB serius menjajaki sejumlah bank dan lembaga donor dalam pembangunan terminal Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.

Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas mengatakan selain menggandeng pihak swasta asing dalam pembangunan terminal BIJB, pihaknya juga sudah melakukan penjajakan dengan pihak perbankan.

Menurutnya, ada empat bank yang sudah didekati untuk mengucurkan dana. “Pertama BJB sebagai bank tuan rumah, Bank Mandiri. Dua lagi tengah dalam proses,” katanya, Senin (22/6/2015).

Selain empat bank, pihaknya juga diminta Islamic Development Bank (IDB) untuk mempresentasikan rencana pembangunan bandara yang ditargetkan khusus umroh ini.

Dengan IDB, kemungkinan pendanaan yang diberikan akan dalam bentuk club deal investment anggota IDB. “Bukan lembaga IDB secara keseluruhan,” katanya.

Pihaknya menjajaki sindikasi perbankan karena bersama Angkasa Pura (AP) II sudah memetakan rencana pembangunan bandara yang akan dilakukan dalam beberapa tahap.

Tahap I A yang ditargetkan selesai 2017 dikerjakan akan menyedot dana Rp2,5 triliun, tahap I B membutuhkan dana Rp1,7 triliun. “Kita targetkan kebutuhan dana 30% dari joint venture [JV], dan 70% dari pinjaman,” katanya.

Kebutuhan pinjaman yang mencapai sekitar Rp1,2 triliun menurutnya akan digunakan untuk membangun keseluruhan tahap I yang mencapai luas 118.000 meter persegi.

Untuk tahap I A pihaknya menargetkan membangun 83.000 meter persegi tanpa PIR dengan kapasitas 5 juta penumpang per tahun. “Angka ini sudah memperhitungkan limpahan penumpang dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, dan pengembangan lanjutan bandara.,” katanya.

Virda memastikan rencana groundbreaking terminal pada Agustus atau September 2015 tidak akan menjadi masalah selama nota kesepakatan pembentukan JV dengan AP II segera terbentuk dan pendanaan terpenuhi.

Sementara itu, ucapnya, untuk pihak swasta asing seperti perusahaan China bisa masuk dari awal JV atau masuk saat pembangunan tahap I mulai berjalan.

 Komposisi Saham Jadi 50:50

Saat ini draft pembentukan JV sudah ada di meja Direktur Utama PT AP II. Awalnya, pembentukan JV bisa lahir pada Juni ini sesuai target yang diberikan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.

Terkesan lambannya pembentukan JV, menurut Virda, tidak diakibatkan ganjalan tertentu. “Bolanya ada di AP II, kita berharap mudah-mudahan secepatnya,” ujarnya.

Dalam pembentukan JV rencana saham sesuai arahan gubernur dipastikan kembali berubah. Jika sebelumnya AP II menguasai mayoritas saham dengan komposisi 51:49, dalam rapat terbaru komposisi menjadi 50:50.

“Awalnya karena ekspektasi Pak Gubernur kalau lahan yang dibutuhkan akan dibebaskan perusahaan joint venture, AP II mayoritas. Sekarang kami usulkan lahan dibebaskan oleh Pemprov Jabar maka saham jadi 50:50,” paparnya.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan perubahan komposisi saham dalam JV yang akan mengelola bandara tersebut tidak menyalahi kesepakatan awal pihaknya dengan AP II.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper