Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanggapi Proyeksi Bank Dunia, JK Yakin Harga Komoditas Naik Lagi

Bank Dunia yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negara berkembang pada 2015 dari semula 4,8% menjadi 4,4%.
Ilustrasi: Foto aerial proyek pembangunan Pelabuhan Kalibaru atau yang disebut Terminal New Priok di Kalibaru, Jakarta Utara, Kamis (21/5/2015)./Antara-Andika Wahyu
Ilustrasi: Foto aerial proyek pembangunan Pelabuhan Kalibaru atau yang disebut Terminal New Priok di Kalibaru, Jakarta Utara, Kamis (21/5/2015)./Antara-Andika Wahyu

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah berharap harga komoditas dunia akan berangsur naik dalam dua sampai tiga tahun ke depan agar pertumbuhan ekonomi regional meningkat signifikan.

Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla menanggapi pernyataan Bank Dunia yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negara berkembang pada 2015 dari semula 4,8% menjadi 4,4%.

“Itu kan [proyeksi] Bank Dunia berarti rata-rata [pertumbuhan ekonomi]. Ada yang lebih tinggi, ada yang lebih rendah. Kita harap lebih tinggi dari itu,”katanya di Kantor Wakil Presiden, Jumat (12/6/2015).

Menurut dia, pemerintah akan memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui upaya mempercepat pembangunan infrastruktur.

Meski proses pembangunan akan memicu peningkatan impor barang modal, sambungnya, peningkatan infrastruktur juga bisa berdampak pada kenaikan ekspor pada periode berikutnya.

Perbaikan infrastruktur publik dilakukan dalam dua atau tiga tahun sembari menunggu perbaikan harga komoditas dunia.

"Nanti kan dibangun jalan pelabuhan lagi, tidak berarti langsung selesai dua atau tiga tahun. Maka itu saya berharap harga komoditi sudah naik nanti, masa turun terus. tidak ada barang yang turun terus harganya, pasti turun naik,"paparnya.

Kamis (11/6/2015), Bank Dunia memangkas proyeksi laju ekonomi dunia tahun ini. Sejumlah negara diimbau untuk waspada karena pelemahan dipicu penurunan harga komoditas dan bayang-bayang penaikan tingkat bunga di AS.

Chief Economist Bank Dunia Kaushik Basu mengatakan Federal Reserve akan menahan penaikan tingkat bunga sampai tahun depan. Tujuannya, menghindari guncangan nilai tukar serta menurunnya pertumbuhan ekonomi global.

Dalam laporan enam bulanan berjudul Global Economic Prospects, Bank Dunia memprediksi ekonomi dunia akan tumbuh 2,8% tahun ini, atau lebih rendah dari proyeksi pada Januari lalu yang di atas 3%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper