Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kualitas Meningkat, BNP2TKI Berangkatkan 278 TKI Careworker ke Jepang

BNP2TKI antusias dan menyambut positif dengan terus meningkatnya tingkat kelulusan TKI careworker di Jepang. Diharapkan hal itu berimpas pada meningkatnya kuota yang disediakan pemerintah Jepang untuk careworker dari Indonesia.
BNP2TKI. /bnp2tki
BNP2TKI. /bnp2tki

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) antusias dan menyambut positif dengan terus meningkatnya tingkat kelulusan TKI careworker di Jepang. Diharapkan hal itu berimpas pada meningkatnya kuota yang disediakan pemerintah Jepang untuk careworker dari Indonesia.

Demikian disampaikan Nusron Wahid saat pelepasan 278 TKI ke Jepang dilakukan di rumah dinas Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Republik Indonesia di Jalan Daksa V No 82 - 84 Jakarta, Rabu (10/6/2015).

"Tingkat kelulusan TKI careworker memiliki rasio kelulusan sebanyak 65,7%. Ini berada diatas rasio kelulusan negara Filipina, bahkan untuk careworker di Jepang itu sendiri yaitu 61,4%. Hal ini menunjukan bahwa tenaga kerja dari Indonesia terbukti berkualitas," kata Nusron.

Namun begitu, Nusron mengakui bahwa untuk TKI perawat, rasio kelulusannya masih di bawah 10%.Ini merupakan pekerjaan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kemampuan TKI, baik dari segi bahasa maupun skill keperawatan," ujarnya.

Pengiriman perawat (kangoshi) dan careworker (kaigofukusisi) ke Jepang merupakan hasil kesepakatan economic partnership agreement antara pemerintah Indonesia dengan Jepang dan sudah berjalan selama 8 tahun.

Pada 2015 ini diberangkatkan sebanyak 278 orang ke Jepang, yang terdiri dari 66 orang perawat dan 212 careworker. Jumlah pengiriman ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu.

Nusron menjelaskan bahwa 278 TKI ini telah mengikuti pelatihan bahasa selama 6 bulan di Indonesia dan akan menempuh pelatihan bahasa selama 6 bulan di Jepang. Setelah itu akan ditempatkan di RS di Jepang untuk magang, dan pada akhirnya mengikuti ujian nasional Jepang.

Nusron menambahkan risiko dari meningkatnya pengangguran di suatu daerah adalah terjadinya migrasi ke kota. Jika migrasi ke kota sudah tidak memungkinkan, yang terjadi adalah migrasi ke luar negeri dengan menjadi TKI di Luar Negeri.

"Ini yang terjadi di NTT. Banyak tenaga kerja bermasalah di luar negeri salah satu yang terbanyak berasal dari NTT," paparnya.

Pembantu Rektor II Universitas PGRI NTT David Selan ketika membuka kuliah umum itu menyampaikan apresiasi kepada Nusron Wahid karena baru pertama kali ke NTT tetapi bersedia memberikan pencerahan kepada mahasiswa PGRI melalui kuliah umum.

Kuliah umum tersebut, menurut David, bisa memberikan pemahaman baru tentang ketenagakerjaan di NTT.Dia juga berharap, kuliah umum itu bisa membuka pikiran dan pengetahuan mahasiswa agar bisa membantu mengatasi masalah TKI di NTT. []


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper