Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komponen Proyek Pipa Gas Hresik-Semarang Dibicarakan di Kantor Presiden

Proyek pembangunan pipa gas dari Gresik sampai Semarang dibicarakan dalam rapat terbatas mengenai tingkat komponen dalam negeri di Kantor Presiden.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Proyek pembangunan pipa gas dari Gresik sampai Semarang dibicarakan dalam rapat terbatas mengenai tingkat komponen dalam negeri di Kantor Presiden.

Jaringan infrastruktur milik PT Pertamina Gas itu ternyata masih impor dari Korea Selatan padahal industsri dalam negeri sudah bisa memproduksi komponen yang sama, seperti di Batam dan Bekasi. Presiden Joko Widodo meminta agar proyek infrastruktur lebih banyak menggunakan produk dalam negeri.

Komponen Proyek Pipa Gas Hresik-Semarang Dibicarakan di Kantor Presiden

"Kita masih melihat bahwa masih ada instansi-instansi yang belum memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri. Contoh salah satu adalah pembangunan pipa dari Gresik ke Semarang, itu kan kita masih mengimpor dari Korea," kata Menperin Saleh Husin di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (9/6/2015).

Saleh meminta komponen yang sudah diproduksi dalam negeri menjadi prioritas. Seperti proyak power plan 35.000 MW sudah banyak produk yang bisa dihasilkan industri dalam negeri misalnya turbin, travo, kabel maupun komponen lainnya.

"Kita tahu bahwa yang menggunakan itu adalah misalnya di industri migas, dalam hal ini baik pertagas, SKK Migas itu kan menggunakan pipa-pipa, padahal produknya bisa diproduksi dalam negeri, ini yang menjadi konsern bapak presiden," ujarnya.

Untuk mengantisipasi banyaknya produk impor dalam proyek infrastruktur, Kemenperin sedang merumuskan MoU bersama BPKP untuk melakukan audit terhadap penggunaan produk dalam negeri. Dalam Inpres No 2 Tahun 2009 sudah diatur tentang penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.

"Ini yang sedang kita tadi mau dilakukan sinkronisasi, kan ada peraturan menteri esdm nomor 15 [Tahun 2013], yang ini mungkin perlu ada revisi, nah itu tadi yang diusulkan oleh deputi kepala staf presiden," ujar Saleh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper