Bisnis.com, JAKARTA - Penerapan Sistem Resi Gudang yang diharapkan menjadi jawaban terhadap masalah stok sejumlah komoditas dan menjadi solusi pembiayaan bagi petani tercatat tumbuh positif, meski tidak begitu signifikan.
“Dari waktu ke waktu, resi gudang terus meningkat. Namun, Kemendag akan terus meningkatkan volume komoditas yang disimpan dalam gudang SRG. Kemendag optimis SRG mampu menjadi salah satu tolak ukur Pemerintah dalam memperhitungkan stok pangan nasional,” ujar Inspektur Jenderal Kemendag RI Karyanto Suprih, selaku Plh. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Jika dilihat dari pertumbuhannya, penerpan SRG menunjukkan perkembangan positif kendati masih belum begitu signifikan. Pada 2014, volume komoditas dalam SRG meningkat 4% atau bertambah 853 ton jika dibanding pada tahun sebelumnya. Dilihat dari segi nilainya, pertumbuhan meningkat 7% atau bertambah Rp7,6 miliar.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan hingga 27 Mei 2015, tercatat pemerintah telah menerbitkan 1.943 resi gudang dengan total volume komoditas sebanyak 74.517,13 ton. Jumlah tersebut didominasi komoditas gabah sebanyak 63.985,59 ton, disusul beras sebesar 5.427,72 ton, jagung 4.670,03 ton, rumput laut 420 ton, dan kopi 77,79 ton.
Sementara itu, total resi gudang yang telah diterbitkan mencapai Rp382,13 miliar dengan pembiayaan dari bank dan nonbank sebesar Rp238,69 miliar. Dengan volume dan nilai resi gudang yang telah diterbitkan terseut, Karyanto berharap, pelaksanaan SRG mempu meningkatkan kepercayaan terhadap kualitas komoditas pertanian yang diharapkan.