Bisnis.com, MALANG—Program pengawasan industri dalam pengelolaan lingkungan hidup, yakni Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dijadikan model pemerintahan India untuk melakukan program yang sama.
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan KLHK MR Karliansyah pihaknya menyadari bahwa di negara India sudah ada peraturan untuk pengelolaan lingkungan.
“Namun industri tidak hanya harus didorong untuk mematuhi peraturan dengan mekanisme hukuman, tetapi juga mekanisme reward,” katanya dalam rilis kepada Bisnis, Selasa (19/5/2015).
Karena itulah pihaknyaa berharap program ini dapat membawa banyak manfaat dan inspirasi bagi negara bagian Odhisa India untuk mengembangkan dan perbaikan lebih lanjut dari program Environmental Compliance Assessment, Monitoring and Rating Program (ECAMRA) yang telah dikembangkan di negara India,
Pemerintah RI bekerjasama dengan World Bank menyelenggarakan pelatihan program pengawasan industri dalam pengelolaan lingkungan hidup, PROPER dengan World Bank dan Kementerian Lingkungan Hidup India pada 18 – 22 Mei 2015 dibawah program World Bank yaitu Program “South-South Knowledge Exchange.”
Pembelajaran ini sedianya akan ditujukan kepada pemerintah India dan pemerintah Ghana, namun untuk kesempatan ini disampaikan kepada pemerintah India. Pemerintah Ghana sendiri telah menerapkan PROPER Indonesia di negaranya. Perwakilan KLHK RI dihadiri oleh Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, MR Karliansyah dan Deputi Bidang Pengelolaan B3, Limbah B3, dan Sampah, M. Ilham Malik, sedangkan peserta delegasi yaitu Dora Nsuwa Cudjoe, Senior Environmentalist World Bank USA, Nihar Sahoo, Senior Environmental Engineer, Odisha Pollution Control Board, dan Subhadarshini Das, Deputy Environmental Engineer Odisha Pollution Control Board.
Tujuan kegiatan tersebut, yakni meningkatkan pengetahuan operasional dan teknis senior manajer Pemerintah Odisha, negara bagian India, dalam meningkatkan keberhasilan pelaksanaan dan perluasan ECAMRA (Environmental Compliance Assessment, Monitoring and Rating, seperti PROPER).
Juga, membangun platform kerjasama untuk mempertahankan pertukaran pengalaman antara India dan Indonesia khususnya dan juga pengembangan untuk negara Selatan lainnya. Selain itu, memperoleh pembelajaran dari Indonesia dalam scaling-up program PROPER dan perluasan ke sektor baru serta keberhasilan PROPER dalam mendorong peningkatan kinerja lingkungan industri sekaligus mengurangi biaya sosial terhadap masyarakat setempat.
Selama berada di Indonesia, pada delegasi akan melakukan serangkaian kegiatan diantaranyafocus group discussion (FGD) dengan para perusahaan peserta PROPER seperti Cargill Tropical Palm, Newmont Nusa Tenggara, Pindo Deli, dan Coca Cola. Selain presentasi dan FGD oleh perusahaan PROPER, para delegasi juga akan mendapatkan paparan dari pemangku kepentingan terkait PROPER seperti Bappenas, Otoritas Jasa keuangan (OJK), Pertamina, dan Media Massa. Diharapkan presentasi dari multi national company ini dapat mendorong pengelolaan lingkungan yang lebih baik dari multi national company yang sama di India.
Selain itu, para delegasi akan melakukan kunjungan lapangan untuk melihat secara langsung kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan seperti PT. Indocement, Hotel Shangri-La, PT. Muara Karang dan PT. Bukit Asam.
Melalui kunjungan lapangan ini diharapkan informasi upaya yang dilakukan peserta PROPER dalam pengelolaan lingkungan dapat lebih digali lagi dan dapat dilihat hasil pelaksanaannya di lapangan.