Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jateng Ingin Setop Impor Beras & Swasembada Pangan

Pasokan pangan khususnya beras di Jawa Tengah ditargetkan tahun ini surplus 3 juta ton sehingga pemerintah tidak perlu gegabah melakukan impor beras di negeri orang.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, SEMARANG - Pasokan pangan khususnya beras di Jawa Tengah ditargetkan pada tahun ini surplus 3 juta ton sehingga pemerintah tidak perlu gegabah melakukan impor beras dari negeri orang.


Kontribusi wilayah berpenduduk 33,3 juta jiwa ini mendukung swasembada beras yakni 15% atau urutan ketiga setelah Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jateng Suryo Banendro mengatakan surplus beras di wilayahnya bisa tercapai dengan adanya iklim mendukung.

Selain itu, ujarnya, ada upaya khusus untuk mencapai swasembada pangan yakni meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman melalui peningkatan ketersedian air irigasi, benih, pupuk dan alat mesin pertanian.

Pemprov Jateng tahun menargetkan jumlah produksi padi pada 2015 sebesar 10,228 juta ton; jagung 2,017 juta ton; tebu 5,228 juta ton. Sementara itu, untuk mendukung swasembada pangan nasional produksi padi ditarget sebesar 11,637 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung 3,795 juta ton, dan kedelai sebesar 139.900 ton.

“Beras yang dihasilkan di masing-masing daerah, saya kira masih cukup untuk [kebutuhan] tahun ini,” papar Suryo saat ditemui Bisnis.com, Senin (18/5/2015).

Dia menyakinkan swasembada pangan di wilayahnya bakal terealisasi seiring dengan keterlibatan TNI sebagai motivator di tingkat lapangan utama seperti percepatan tanam melalui gerakan olah tanah secara serentak, tanam serentak, pengawasan distribusi pupuk dan pengendalian hama dan penyakit tanaman bersama.

Menurut Suryo, ketersedian pompa air, traktor dan kelancaran irigasi menjadikan produktivitas padi akan meningkat. Adapun, ketersedian lahan saat panen padi sebanyak 1,9 juta ha dengan tingkat provitas rerata 60,81 Kw/ha.

Data Dispertan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jateng menyebutkan wilayah penghasil padi ada di 29 kabupaten dan satu kota. Sementara lima kota lainnya hanya memiliki lahan kurang dari 500 ha.


Lima daerah penghasil padi terbesar di Jateng antara laun Cilacap sebanyak 7%, Sragen 6%, Grobogan 6%, Brebes 6% dan Demak 6%.

Gubernur Ganjar Pranowo menambahkan dalam rangka memenuhi target swasembada padi, jagung, dan kedelai, pihaknya melakukan langkah peningkatan luas tanam dan produktivitas.

Namun, beberapa tantangan dalam mewujudkan kedaulatan pangan di provinsi ini, antara lain peningkatan kesejahteraan petani yang memiliki lahan 0,2-0,5 ha pemenuhan kebutuhan pangan penduduk yang semakin meningkat, dan peningkatan produksi pangan.

Dia menegaskan impor beras tidak perlu dilakukan mengingat pasokan beras dalam negeri masih mencukupi. Ganjar menyetujui impor beras dilakukan khusus untuk beras premium atau beras untuk konsumsi penderita diabetes mellitus (DM).

“Kalau beras premium kan pasokannya sedikit. Saya kira tidak masalah [kalau impor],” paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper