Bisnis.com, JAKARTA- Indonesia National Air Carrier Association atau INACA menyatakan jumlah penumpang pesawat terbang untuk rute domestik mengalami penurunan hingga 9% pada kuartal I 2015 akibat terdampak faktor eksternal meski asosiasi ini berharap akan terjadi rebound pada fase-fase selanjutnya.
Para pelaku usaha di industri ini berharap ada kebijakan dari pemerintah yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk bersaing secara fair dengan para pelaku usaha dari negara Asia Tenggara lainnya dalam menghadapi era langit terbuka atau open sky.
Ketua Umum INACA M. Arif Wibowo mengungkapkan penurunan jumlah penumpang penerbangna domestik sebesar 9% dibandingkan capaian pada kuartal I 2014 itu terjadi karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat, hanya berkisar 4,7%, jauh di bawah ekspektasi 5%.
"Pertumbuhan ekonomi itu jadi penggerak. Kalau ekonomi melambat, maka pertumbuhan penumpang pasti turut melambat,” tuturnya, Jumat (8/5/2015).
Selain itu, menurutnya, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS yang terus memburuk juga memperparah situasi perekonomian nasional. Akibat terhimpit oleh pertumbuhan yang lambat, lanjutnya, pengguna jasa mulai menjadwal ulang rencana perjalanannya.
“Karena itulah pertumbuhan penumpang domestik turun,” tambahnya.
Pihaknya berharap tingkat pertumbuhan ekonomi nasional bisa membaik pada kuartal kedua dan ketiga berkisar di atas 5% sehingga memberikan dampak positif bagi industri penerbangan di Tanah Air.
Harapan itu, katanya, beralasan mengingat berbagai proyek infrastruktur akan dimulai pada kuartal-kuartal itu sehingga belanja nasional bisa meningkat sehinggam mendongkrak pertumbuhan ekonomi.