Bisnis.com, JAKARTA – Naiknya tren ekspor sepatu dalam beberapa tahun belakangan membuat industri sepatu menargetkan pangsa pasar global sekitar 4% hingga 5%.
Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko menjelaskan, Indonesia menempati urutan ketiga setelah China dan Vietnam. China menguasai 57% pangsa pasar dan Indonesia hanya meraup 3%.
“Sekarang China sedang turun, kita bisa masuk ambil pasarnya,” ujarnya di sela acara Indo Leather and Footwear Expo, Kamis (7/5/2015).
Dalam kurun lima tahun terakhir, ekspor produk alas kaki Indonesia menunjukkan tren yang positif. Nilai ekspor pada 2009 hanya sebesar US$1,5 miliar, dan pada 2014 meningkat hingga US$4,5 miliar.
“Di saat industri sektro riil lain seperti tekstil, makanan dan minuman, perabot turun. Sepatu malah naik,” katanya.
Selain itu, kapasitas produksi industri untuk ekspor saat ini hanya dipergunakan sebesar 60%-70% atau setara dengan 34 juta pasang sepatu per bulan.
“Kalau kita mau masuk ke pasarnya China, naikkan dari 3% ke 4% saja, itu sudah penuh pabriknya,” tambah Eddy.
Target ekspor tahun ini mencapai US$5 miliar, dan bisa berganda hingga US$10 miliar dalam tempo tiga tahun jika pemerintah lekas memastikan formula penentuan upah minimum regional bagi pekerja.