Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Produksi Manufaktur Sumut Q I/2015 Melambat

Pertumbuhan produksi manufaktur besar dan sedang di Sumatra Utara sepanjang kuartal I/2015 mengalami penurunan 1,26% dibandingkan dengan pertumbuhan periode yang sama tahun lalu.
Industri otomotif/Ilustrasi-Bisnis.com
Industri otomotif/Ilustrasi-Bisnis.com

Bisnis.com, MEDAN - Pertumbuhan produksi manufaktur besar dan sedang di Sumatra Utara sepanjang kuartal I/2015 mengalami penurunan 1,26% dibandingkan dengan pertumbuhan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan industri besar dan sedang Sumut bahkan di bawah rerata nasional yang mencapai 5,05%.

BPS Sumut mencatat perlambatan pertumbuhan tersebut dipicu oleh penurunan produksi beberapa industri yakni bahan kimia dan ranga dari bahan kimia, logam dasar, karet, kertas, dan minuman.

Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Sumut Dwi Prawoto menyebutkan penurunan produksi terbesar dialami oleh industri bahan kimia dan bahan dari kimia yakni 20,41%.

Selanjutnya, penurunan produksi juga dialami oleh industri logam dasar 14,97%, karet dan barang dari karet serta plastik 8,99%, kertas dan barang dari kertas 3,4% serta minuman 3,33%.

"Penurunan produksi beberapa industri di Sumut terjadi karena permintaannya juga menurun. Saat ini sebagian besar pasar dari produk industri besar dan sedang Sumut adalah negara lain, untuk keperluan ekspor. Selain itu, ini memang siklus tahunan. Perlambatan sudah terjadi sejak kuartal IV/2014," ucap Dwi, Senin (4/5/2015).

Adapun, lanjut Dwi, untuk penyerapan dalam negeri produk industri besar dan sedang Sumut tak sebanyak untuk ekspor. "Daya beli masyarakat juga sedang menurun, sehingga permintaan berkurang di dalam negeri," tambah Dwi.

Kendati melambat, ada pula beberapa sektor industri besar dan sedang yang mengalami peningkatan produksi seperti pengolahan tembakau 24,35%, kayu dan barang dari kayu serta gabus 13,79%, furnitur 3,19% dan makanan 2,47%.

Tak hanya industri besar dan sedang, perlambatan pertumbuhan juga dialami oleh industri mikro dan kecil yakni menurun 1,44% dari kuartal I/2014.

Dwi memerinci, perlambatan tersebut terjadi akibat penurunan produksi beberapa industri seperti bahan kimia dan barang dari bahan kimi yang menurun 26,09%, jasa reparasi dan pemasangan mesin 24,76%, alat angkutan 23,17%, barang logam 21,4% dan pengolahan lainnya 18,83%.

Selain itu, penurunan produksi juga dialami industri mikro dan kecil farmasi 18,45%, kayu 15,33%, karet dan barang dari karet serta plastik 10,31%, kertas 9,73% dan peralatan listrik 7,12%.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper