Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Ari Satria mengatakan kendala ekspor produk furnitur Indonesia ke Korea selama ini lebih disebabkan adanya masalah desain.
Masyarakat Korea memiliki selera produk yang berbeda jika dibandingkan Jepang. Dengan demikian, produk furnitur yang diekspor ke Jepang belum tentu diminati di Korea.
“Desainnya harus disesuaikan, karena Korea itu tinggalnya sebagian besar di apartemen, maka furnitur berukuran besar kurang disukai,” kata Ari.
Korea Selatan mernjadi salah satu negara tujuan ekspor utama bagi produk-produk Indonesia yang telah memiliki skema kesepakatan dalam bentuk Asean Korea Free Trade Area (FTA). Khusus untuk produk furnitur, nilai ekspor Indonesia ke Korea pada 2010-2014 mengalami pertumbuhan sebesar 10,95%.
Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Taiyoung Cho mengatakan Indonesia dan Korea bisa meningkatkan perdagangan di antara kedua negara, terutama untuk produk furnitur. Peningkatan perdagangan tersebut akan sangat menguntungkan bagi kedua negara.
“Walaupun saya bukan ahli bidang furnitur, saya yakin industri firnitur Indonesia Korea bisa win-win. Hari ini saya harap ada peluang bagi Korean buyers, dan Indonesia bisa menjadi eksportir, memahami perilaku konsumen Korea apa yang mereka suka,” katanya.
Taiyoung Cho berharap Indonesia dan Korea bisa meningkatkan kerja samanya untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dari produk furnitur berbahan dasar kayu. Indonesia sendiri berpotensi untuk menjadi tuan rumah untuk industri kayu di Asia Tenggara karean 70% dari luas tanah di Indonesia merupakan hutan.