Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKSPOR HORTIKULTURA: Pemerintah Didesak Gencarkan Penyuluhan Ke Petani

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat meminta pemerintah mengencarkan penyuluhan terhadap petani hortikultura guna memacu pasar ekspor ke luar negeri.
Pekerja menurunkan peti berisi jeruk asal Bali di Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya, Jabar/Antara
Pekerja menurunkan peti berisi jeruk asal Bali di Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya, Jabar/Antara


Bisnis.com, BANDUNG -- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat meminta pemerintah mengencarkan penyuluhan terhadap petani hortikultura guna memacu pasar ekspor ke luar negeri.

Ketua Harian HKTI Jabar Entang Sastraatmadja mengatakan ekspor hortikultura bisa semakin menggairahkan dan dapat terus berkembang asalkan petani dapat terus meningkatkan kualitas produknya.

Akan tetapi, kurangnya penyuluhan dari pemerintah terutama tranfer teknologi memicu ekspor produk hortikultura stagnan bahkan menurun.

"Sejak dulu, sebenarnya sedikit-sedikit kita sudah ekspor sayuran dan buah ke Singapura dan Malaysia. Namun, kurangnya daya saing berakibat ekspor menurun," katanya kepada Bisnis, Senin (27/4/2015).

Menurutnya, saat ini Indonesia harus bersaing dengan negara-negara seperti Thailand, Korea, dan China, yang mana mereka sangat memperhatikan kualitas produk bagi negara ekspor yang dituju.

"Produk hortikultura dari  ketiga negara tersebut lebih bermain di kualitas produk yang serba organik," ujarnya.

Kriteria-kriteria seperti itu menurutnya terus menjadi pendorong atau tugas pemerintah untuk memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada para petani yang memang masih ingin terus menyasar pasar ekspor.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Eksportir Buah dan Sayuran Indonesia (AESBI) Jhony Hasan mengatakan ekspor produk hortikultura pada kuartal I/2015 turun.

Dia mengatakan penurunan terjadi akibat masih dominannya pasokan sayuran dan buah-buahan Indonesia dari Malaysia dan China ke Singapura.

"Untuk itu kami terus mencoba terobosan baru untuk ekspor ke negara lain. Semua akan dibicarakan dengan rapat dengan Kementerian Pertanian, rencananya pekan depan," ujarnya .

Selain itu penurunan masih sangat terasa akibat manggis yang masih dalam masalah dengan China.

Menurutnya, beberapa tahun terakhir ini China memperketat ekspor manggis dari Indonesia akibat persyaratan yang cukup rumit disiapkan eksportir.

Jhony memperkirakan pengetatan tersebut akibat kebijakan pengetatan syarat yang dilakukan oleh Indonesia dalam mengimpor barang. Akibatnya, ekspor manggis sangat berkurang drastis dibanding dua-tiga tahun lalu.

Dia juga mengatakan pengurangan ekspor manggis dari Indonesia ke China yang hingga 2-3 kontainer per minggu ini juga akan dibahas dalam pertemuan dengan Kementeraian Pertanian pekan depan.

Secara terpisah, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Diperta) Jabar terus mengaku terus menggenjot klasterisasi produksi hortikultura di beberapa daerah.

Kepala Bidang Produksi Hortikultura Diperta Jabar Obas FIrmansyah menyebutkan klasterisasi hortikultura ini terbagi ke dalam empat kelas antara lain  buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan.

“Klasterisasi ini menjadi tumpuan untuk menggenjot komoditas hortikultura ini agar produksinya mengalami peningkatan,” katanya.

Menurutnya, penggenjotan klasterisasi terus dijalankan agar produksi hortikultura dalam negeri mampu berdaya saing di pasar internasional.

Komoditas yang menjadi unggulan antara lain mangga gedong gincu, manggis, jeruk, kentang, paprika, dan lainnya.

"Itu beberapa komoditas yang kontribusinya terhadap nasional rangking pertama," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper