Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM Temui Menteri Mesir Bahas Proyek 35.000 MW

Menteri Perencanaan Mesir Ashraf Al-Araby mengungkapkan keinginan pemerintahnya untuk dapat turut memfasilitasi pihak swasta negara tersebut untuk melakukan investasi pada proyek percepatan 35.000 MW.
Menteri ESDM Sudirman Said (tengah) didampingi Sekjen Mochamad Teguh Pamudji (kiri) dan Irjen Mochtar Husein (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (8/4). /Antara
Menteri ESDM Sudirman Said (tengah) didampingi Sekjen Mochamad Teguh Pamudji (kiri) dan Irjen Mochtar Husein (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (8/4). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Perencanaan Mesir Ashraf Al-Araby mengungkapkan keinginan pemerintahnya untuk dapat turut memfasilitasi pihak swasta negara tersebut untuk melakukan investasi pada proyek percepatan 35.000 MW.

Hal tersebut diungkapkan Ashraf Al-Araby kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral di sela acara Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60. Pada kesempatan ini, Menteri Perencanaan Mesir mengutarakan ketertarikan negaranya untuk mempererat kerjasama antar kedua negara di bidang energi.

Pemerintah Indonesia menyambut baik tawaran tersebut seraya menjelaskan bahwa mayoritas dari angka 35.000 MW tersebut, atau 25.000 MW merupakan proyek swasta.

"Apabila dari pihak anda (Mesir) memiliki investor yang potensial, kami akan menerima dengan tangan terbuka serta turut membantu dengan informasi yang diperlukan untuk investasi" kata Sudirman dalam situs resmi kementerian, Jumat (24/4).

Selanjutnya Ashraf Al-Araby juga menaruh perhatiannya terhadap masalah bahan bakar minyak yang tengah dihadapi pemerintah, perkembangan harga minyak dunia, serta program pengalihan minyak ke energi baru terbarukan.

Menteri ESDM menjelaskan bahwa salah satu kesulitan yang dihadapi pemerintah tingginya harga energi baru terbarukan yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan energi yang bersumber dari energi fosil. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah saat ini adalah mewajibkan campuran biofuel dalam BBM sebanyak 15 %, yang akan ditingkatkan menjadi 20% pada tahun 2016.

Perihal imbas harga minyak dunia terhadap harga BBM nasional, Menteri ESDM menjelaskan bahwa saat ini persediaan minyak di pasar saat ini sedang mencukupi sehingga akan menjamin stabilitas harga untuk jangka waktu menengah. "Sebagai negara pengimpor minyak, sebetulnya saat ini situasinya cukup menguntungkan bagi kita" kata Sudirman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper