Bisnis.com, MEDAN--Dampak dari erupsi Gunung Sinabung hingga kini masih menjadi kendala bagi kinerja ekspor hortikultura asal Sumatra Utara. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut mencatat, sepanjang kuartal I/2015, ekspor hortikultura menurun 28,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun, total nilai ekspor hortikultura yang terdiri dari cabai kering, kacang tanah, asam jawa, dan bibit tanaman tersebut hanya mencapai US$4 juta atau 2.226 ton. Padahal, pada kuartal I/2014, ekspor hortikultura mencapai US$5,56 juta atau 3.668 ton.
Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Disperindag Sumut Fitra Kurnia menyebutkan, pusat produksi berbagai komoditas tersebut masih terkena debu vulkanik.
"Sentra produksi yang terkena yakni Dairi, Pakpak Barat, Humbang Hasundutan hingga perbatasan Simalungun. Selama masih erupsi ya kami perkirakan kinerja ekspornya masih akan berkurang terus. Apalagi belum sepenuhnya lahan pertanian warga direlokasi," ucap Fitra, Jumat (24/4/2015).
Selain erupsi Gunung Sinabung, Fitra juga menyebutkan produksi hortikultura Tiongkok yang membaik juga memberikan tekanan bagi ekspor Sumut.
"Akibat produksi mereka bagus awal tahun ini, pasar Taiwan dan Hongkong mengambil dari sana. Bukan lagi dari Sumut. Tapi kalau daerah Tiongkok yang berbatasan dengan Kamboja masih dari kita," tambah Fitra.
Berdasarkan negara tujuan, pada awal tahun ini ekspor hortikultura Sumut merambah Belanda, Jepang, Korea, Tiongkok dan Malaysia. Sementara itu, pada tahun lalu, hortikultura Sumut diekspor ke Jepang, Thailand, Pakistan, Tiongkok dan Belanda.