Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah Indonesia mengimbau seluruh negara Asia dan Afrika mengembangkan sistem peraturan dan regulasi yang ramah terhadap dunia usaha, untuk meningkatkan kerja sama di kedua kawasan tersebut.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan peningkatan kerja sama negara-negara di Asia dan Afrika belum mencerminkan potensi ekonomi yang sesungguhnya di kawasan tersebut. Pasalnya, ekspor negara-negara Asia ke Afrika baru 26% dari total ekspor Asia, sedangkan ekspor dari Afrika ke Asia hanya 3% dari total ekspor benua tersebut.
“Saya mengajak negara-negara sahabat di Asia dan Afrika untuk mempermudah lisensi pendirian usaha, dan perlindungan investasi, serta mendorong keterlibatan swasta untuk menanamkan modalnya,” katanya di JCC, Jakarta, Selasa (21/4/2015).
Presiden Jokowi menuturkan saat ini Indonesia sudah membuat beberapa kebijakan yang memudahkan investasi, seperti penyederhanaan regulasi dan proses administrasi perizinan usaha. Pemerintah juga terus menyempurnakan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih, dan melanjutkan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Menurutnya, dunia usaha di Asia dan Afrika harus mengambil peran yang lebih besar dalam mewujudkan semangat Bandung. Inisiatif dan terobosan dalam dunia usaha dipercaya dapat mempererat hubungan antar-negara di Asia dan Afrika.
“Kawasan Asia dan Afrika sebenarnya memiliki potensi sumber daya alam dengan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia,” ujarnya.
Presiden Jokowi juga menyebutkan pada 2013-2014 pertumbuhan ekonomi kawasan Asia mencapai 4,9%, sedangkan pertumbuhan kawasan Afrika sebesar 4,3%. Total produk domestik bruto kedua kawasan tersebut pada 2014 pun mencapai 51% dari total produk domestik bruto dunia.
“Jumlah tersebut menunjukkan bahwa negara-negara di kawasan Asia dan Afrika semakin berperan dalam pembangunan ekonomi dunia,” ucapnya.